REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Organisasi Angkutan Darat (Organda) mendesak aparat keamanan terutama pihak kepolisian untuk lebih fokus dalam mengamankan sejumlah titik di rute rawan kejadian pelemparan kaca angkutan umum. Sekretaris Jenderal DPP Organda Ateng Haryono menyebutkan, aksi pelemparan kaca justru cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini ia rangkum dari berbagai laporan operator di daerah.
Desakan ini bukannya tanpa alasan. Kementerian Perhubungan sebelumnya telah meminta seluruh operator untuk memenuhi syarat keselamatan dan keamanan kendaraan untuk kelaikan operasi termasuk kondisi kaca depan yang utuh. Ateng mengungkapkan, selama ini pihak operator sudah sangat bersabar menghadapi ulah oknum di daerah. Beberapa kali diganti kacanya, lantas berulang lagi, membuat pihak operator urung mengganti kaca untuk kedua kalinya.
"Mungkin karena pecahan kali ini tidak parah, maka dia amankan dulu. Belum diganti. Pada saat itu kalau ada pengecekan pasti kena. Ini yang jadikan salah satu yang sulit," kata Ateng, Ahad (26/6).
Ateng khawatir, kondisi ini disengaja oleh oknum yang ingin membuat citra angkutan umum darat menjadi buruk. Ia menyayangkan hal ini, karena pada prinsipnya, semua pengguna jalan mendapat kesempatan yang sama.
"Ini bukan sekali dua kali kami laporkan. Saya yakin semua ada laporan ke polisi. Karena masing masing PO ada ketentuan kalau tidak lapor itu beban kamu. Makanya pengemudi mereka habis ditumpuk langsung bikin laporan. Tapi persoalannya apakah itu ditindak lanjuti? Saya rasa agak berat. Nah ini menjadi PR bersama sebetulnya bukan hanya kami juga aparat," katanya.
Ateng menyebutkan, titik rawan aksi pelemparan kaca terjadi di jalur selatan Jawa Tengah dari Purworejo, Kutoarjo, Kebumen, Gombong, hingga ke arah Cilacap. Sedangkan untuk Jawa Timur, titik rawan terdapat di jalur Situbondo hingga Banyuwangi. Jalur Pekanbaru, Riau hingga Medan, Sumatra Utara juga ia sebut rawan.
Bahkan, ia mengungkapan kejadian penjarahan angkutan umum sempat terjadi di jalur Medan menuju Aceh. Kini, mayoritas angkutan umum yang melewati daerah ini sudah melengkapi kendaraannya dengan teralis pelindung. "Makanya pengamanan harus diperketat. Kejadian ini sudah lama terjadi," kata Ateng.
Baca juga: Pemudik Padati Stasiun Wilayah Daop 5 Purwokerto