REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penunjukan langsung Komjen Pol Tito Karnavian menjadi Kapolri oleh Presiden Jokowi, menuai polemik. Sebab, Tito tidak masuk daftar jenderal yang diusulkan Kompolnas kepada Jokowi untuk diajukan kepada DPR.
Polemik makin meluas terutama di kalangan tokoh dan ulama karena prediksi Tito bakal menjadi Kapolri itu diduga atas usulan Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama. Sehingga begitu diumumkan Tito sebagai calon tunggal kapolri, Basuki menjadi orang pertama yang berkomentar doanya terkabul.
"Yang dikhawatirkan oleh banyak pihak dan tokoh-tokoh umat adalah jangan sampai itu permintaan Ahok pada Jokowi," kata Dewan Pakar ICMI Irjen Pol (Purn) Anton Tabah Digdoyo saat dihubungi Republika.co.id, untuk dimintai komentarnya terkait penunjukan langsung Jendral Tito sebagai calon tunggal Kapolri, Ahad (26/6).
Menurut Anton yang juga Wakil Ketua Komisi Hukum MUI Pusat ini mengatakan kenapa publik cukup kawatir dengan pernyataan Ahok terkait perkiraannya benar soal siapa calon pengganti Kapolri Jendral Pol Badrodin Haiti. "Karena walau hukum belum menyentuh Ahok tapi secara sosial (Ahok) cukup bermasalah," ujarnya.
Meski nama Tito sudah lebih dulu disampaikan Ahok sebagai Kapolri, Anton yang juga mantan staf ahli kapolri itu meminta masyarakat terutama umat Islam tidak khawatir secara berlebihan. "Karena saya tahu Jendral Tito itu cerdas. Insya Allah akan mampu bedakan baik buruk untuk memihak pada kebenaran," katanya.