Senin 27 Jun 2016 21:01 WIB

Dirut Bank Mandiri Jadi Ketua Perbanas

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Direktur Utama terpilih Bank Mandiri Kartika Wirdjoatmodjo memberikan keterangan usai pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2016 di Jakarta, Senin (21/3).
Foto: Republika/Prayogi
Direktur Utama terpilih Bank Mandiri Kartika Wirdjoatmodjo memberikan keterangan usai pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2016 di Jakarta, Senin (21/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kartika Wirjoatmodjo terpilih sebagai Ketua Perhimpunan Bank-bank Nasional (Perbanas) periode 2016-2020. Keputusan untuk menggantikan Sigit Pramono tersebut diambil dalam Rapat Umum Anggota (RUA) Perbanas.

RUA yang dilaksanakan Senin (27/6) ini diikuti oleh anggota Perbanas yang berjumlah 79 bank, meliputi bank BUMN, bank swasta, bank joint venture dan bank syariah.

Dalam rapat ini, Direktur Utama Bank Mandiri yang akrab disapa Tiko ini, berhasil mengumpulkan suara terbanyak dibandingkan kandidat lain, yaitu Danny Hartono, Lisawati, Herman Halim dan Farid Rahman. Tiko menang mutlak dengan 48 suara dan menggantikan Sigit Pramono yang telah memimpin Perbanas selama tiga periode yakni 2006-2009, 2009-2012, dan 2012-2016.

Sebagai ketua yang baru, Tiko menyatakan akan meneruskan program-program baik yang sudah dilaksanakan oleh tampuk kepemimpinan Sigit Pramono. "Diharapkan Perbanas bisa menjadi lebih baik lagi dan menjadi kontribusi bagi perbankan," kata Tiko saat konferensi pers di Jakarta, Senin (27/6).

Namun, menurutnya masih banyak tantangan yang harus dihadapi perbankan ke depan. Adapun tantangan yang masih harus terus dihadapi perbankan yaitu ekonomi yang masih lesu, rasio kredit macet (Non Performing Loan/NPL) dan likuiditas yang ketat. Di sisi lain dengan adanya banyak perubahan regulasi internasional maupun nasional, kata Tiko, Perbanas sebagai asosiasi profesi harus selalu memberikan masukan positif. Agar perbankan nasional bukan hanya sehat tapi bisa berkontribusi untuk mendorong perbankan nasional.

"Kami melihat ke depan kerjasama yang baik ini dengan OJK dan BI harus ditingkatkan. Diharapkan Perbanas bisa menjadi rekan yang seimbang dengan regulator sehingga dalam pembuatan regulasi ke depan perbanas bisa memberikan masukan yang positif dan konsumtif sehingga dapat tercipta suasana ekonomi Indonesia yang semakin baik dan kondusif ke depan," tuturnya.

Tiko yang belum lama menjabat sebagai Dirut Bank Mandiri pada Maret 2016 lalu, dikenal sebagai bankir dengan karakter kepemimpinan kuat, serta berani mengambil keputusan dengan cepat. Hal ini tercermin dari track recordnya yang tidak hanya di dunia perbankan tapi juga pernah menjadi Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Kartika memulai karirnya sebagai konsultan pajak di RSM AAJ pada 1995-1996. Selanjutnya ia bekerja sebagai analis kredit di bank industri Jepang (1996-1998), Konsultan di Boston Consulting Group (1998-1999) dan Penasihat PriceWaterhouse Cooper (2000-2003).

Alumni Universitas Indonesia (UI) ini juga pernah menjadi Managing Director Mandiri Sekuritas (2008), Direktur Utama Indonesia Infrastructure Finance (2011-2013), Senior Vice President dan Group Head Strategy and Performance Bank Mandiri. Kemudian pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank Mandiri tahun 2016, Tiko yang sebelumnya merupakan Direktur Keuangan Bank Mandiri ditunjuk menjadi Direktur Utama Bank Mandiri.

Jabatan tersebut menjadikan alumni Master of Business Administration (MBA) dari Rotterdam School of Management ini sebagai direktur utama termuda di perbankan nasional.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement