Senin 27 Jun 2016 23:58 WIB

Pemkot Surabaya Diminta Rumuskan Ulang Perda Pendidikan

Perda (ilustrasi)
Foto: Berita
Perda (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pakar Hukum Tata Negara dari Surabaya, Dr Bachrul Amiq menyatakan perda merupakan produk daerah yang selain memuat kearifan lokal, juga harus bersandar pada aturan di atasannya.

"Pemerintah daerah bisa merumuskan apa saja, sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan yang lebih tinggi dan dalil kepentingan umum," kata dia menerangkan, Senin (27/6).

Di sisi lain, pemerintah pusat juga memiliki wewenang untuk mengkaji ulang perda-perda yang tidak sesuai dengan kepentingan umum yang lebih besar, sebagaimana tata urutan peraturan perundang-undangan.

Rektor Universitas Dr Soetomo (Unitomo) itu berkata, hal yang paling mudah dilakukan saat ini adalah DPRD dan Pemkot Surabaya merumuskan kembali mana-mana dari Perda Pendidikan itu yang tidak sesuai.

"Selanjutnya, untuk tetap mengakomodasi kepentingan-kepentingan pendidikan di Surabaya dimunculkan Raperda yang baru, namun tetap tidak boleh menyimpang dari aturan di atasannya dan mengindahkan catatan dari pusat," ucap dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement