REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Suasana Ramadhan bersama keluarga menjadi prinsip yang dipegang, Direktur Utama Bank BJB Syariah, Yocie Gusman. Bagi alumnus magister IPB ini Ramadhan harus menjadi momen khusus dan besar bersama keluarga.
Bersama keluarga kecilnya, Yocie menekankan agar Ramadhan adalah kegembiraan. Karena itulah seringkali ia mengarahkan anak-anaknya membuat spanduk dan slogan yang di tempel di sudut rumah, menjadi penambah kegembiraan Ramadhan.
Ketika akan datang Ramadhan, kata Yocie, biasanya ada rapat keluarga, membahas apa yang ingin dicapai di Ramadhan tahun ini. “Misalnya anak tertua saya, Azzam programnya mau khatam Alquran berapa kali. Kemudian anak saya yang ke dua, Balqis ada program berbeda apa di Ramadhan. Jadi semua kita mintakan apa programnya hingga akhir Ramadhan,” ujar dia.
Dan hampir setiap Ramadhan program itu berubah, tentu ada yang tercapai ada yang tidak. Bagi Yonce itu akan menjadi evaluasi bersama keluarga. Namun pesan pentingnya anak-anak dibuat gembira menyambut dan di saat Ramadhan hingga Ramadhan berakhir.
Inilah yang ia tanamkan, bahwa Ramadhan istimewa dengan kegembiraan berkumpul bersama keluarga. Minimal bila itu sulit untuk ia lakukan setiap hari, sahur bisa berkumpul bersama. Walaupun terkadang susah juga membangunkan anak-anak terutama yang kecil, untuk tetap ikut sahur bersama.
Di aktivitas bekerja, Yocie merasakan Ramadhan juga membawa kegembiraan tersendiri di kantornya. Ia merasa Ramadhan mempermudah program bekerja. Karena orang tidak disibukkan dengan makan siang, sehingga bisa bekerja secara penuh, dan kondisi badan juga lebih segar.
Walaupun konsekuensi dari itu, adalah tetap harus bagi waktu. Sebab tantangan Ramadhan itu diantaranya banyakya undangan untuk acara pertemuan luar berbuka puasa bersama. Dan itu harus dibagi waktunya, terutama dengan keluarga. Agar waktu berbuka puasa dengan keluarga tidak terabaikan.
Hal itu juga ia tekankan kepada karyawan di BJB Syariah. Yonce bersyukur, di BJB yang basisnya perbankan Syariah, pemahaman agama karyawan cukup baik. Sehingga karyawan juga kinerja mereka di Ramadhan tidak justru berkurang dan bermalas-malasan.
Aturan yang ia berlakukan di Ramadhan, karyawan diwajibkan datang lebih pagi, agar bisa pulang lebih awal. Tujuannya agar mereka bisa shalat tarawih dan beribadah bersama keluarga di rumah. “Jangan sampai juga pekerjaan mengganggu aktivitas ibadah Ramadhan, khususnya tarawih,” kata dia.
Bagi ia pribadi, menjelang akhir Ramadhan seperti sekarang, tentunya ada harapan Ramadhan tahun ini akan jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Terutama apa yang ia rasakan dalam pencapaian nilai spiritual. Ia bisa jauh lebih dekat dengan Allah, dan membaca Alquran lebih banyak.
Dan yang tidak kalah penting menjaga komitmen shalat tarawih lebih banyak berjamaah. Itu tantangan terberat sebelum-seblumnya. Namun dengan harapan mencapai derajat lebih baik di Ramadhan tahun ini, ia yakin seiring berakhirnya Ramadhan nanti apa yang ia rasakan semangat di awal dan di akhir Ramadhan tidak akan berubah.