REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Barat melibatkan partisipasi masyarakat dalam melakukan pengawasan terhadap pesta demokrasi di Jabar dalam waktu dekat ini. Salah satunya, dengan menggandeng 261 pesantren se-Jabar.
Pada 2017 mendatang tiga daerah di Jawa Barat akan menggelar Pilkada serentak. Yakni, Kota Cimahi, Kota Tasikmalaya, dan Kabupaten Bekasi. Sementara pada 2018, akan digelar pemilihan gubernur Jabar.
"Untuk pesantren misalnya, santri-santri dilibatkan untuk pengawasan karena mereka netral dan berintegritas baik," ujar Ketua Bawaslu Jawa Barat, Harminus Koto kepada wartawan, Selasa (28/6).
Menurut Harminus, pesantren ini tidak akan dukung mendukung. Pesantren, justru bisa bersikap netral sehingga pengawasan akan lebih baik. Semua elemen yang ada di pesantren, nantinya akan dilibatkan dalam pengawasan untuk pemilihan bupati/wali kota sampai gubernur.
"Bisa jadi pengawas, mengawasi masyarakat juga, ya kayak relawan," katanya.
Saat ini, kata dia, penjajakan ke pesantren sudah mulai dilakukan. Nantinya Bawaslu Jabar akan membuat kesepakatan kerja sama resmi dengan pesantren tersebut. Temasuk, memberikan pelatihan pada semua santri.
Selain mengambil relawan santri, kata Harminus, pihaknya dalam melakukan pengawasan pemilihan akan melibatkan masyarakat umum yang sudah memiliki hak pilih, ormas dan lembaga. Dengan catatan, pengawas partisipasi itu tidak memiliki kaitannya dengan partai politik.