REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Medan terus menelusuri keberadaan vaksin palsu di kota Medan. Kepala BBPOM Medan M Ali Bata Harahap mengatakan, lima tim yang diterjunkan masih menelusuri setiap sarana kesehatan yang ada di Sumut, baik milik pemerintah maupun swasta.
Penelusuran tersebut, kata Ali, dilakukan terhadap rumah sakit swasta, rumah sakit pemerintah, puskesmas, serta klinik-klinik yang melayani vaksinasi. "Saat ini, baru sepuluh fasilitas kesehatan yang tim kami audit. Jadi masih ditelusuri," kata Ali, di Medan, Selasa (27/6).
Ali mengatakan, penelusuran dilakukan dengan pemeriksaan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan vaksin. Hasilnya, sejauh ini, tim belum menemukan keberadaan vaksin palsu.
Dia pun mengakui, BBPOM cukup kesulitan membedakan vaksin asli dan palsu jika hanya dilihat dari sisi kemasan. "Dari kemasan tidak bisa menyimpulkan, makanya kita uji dulu. Sebelum itu, kita telusuri dari mana mereka dapat, harus ada dokumen penyerahan. Karena pembelian vaksin itu melalui jalur resmi," kata Ali.
Ali mengklaim, pihaknya telah menelusuri keberadaan vaksin palsu di Sumut sejak isu vaksin palsu tersebut mencuat beberapa waktu lalu. Ia pun mengimbau masyarakat untuk ikut mewaspadai keberadaan vaksin palsu.
"Kami mengimbau masyarakat agar melakukan vaksin di sarana pelayanan kesehatan resmi. Hal ini untuk menghindari kemungkinan mendapatkan vaksinasi dari vaksin palsu," ujar Ali.
Baca juga: IDI Banyumas Imbau Dokter Beli Vaksin Lewat Jalur Rekomendasi Pemerintah