REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki, Reccep Tayyib Erdogan menegaskan, apapun aksi kekerasan yang terjadi di negaranya tak akan pernah berhasil. Ia menilai ledakan bunuh diri yang menghantam Bandara Ataturk, di Istanbul, Turki bagian dari propaganda untuk menyeret negaranya dalam kerusakan.
Erdogan menuding kelompok teroris berada di balik serangan tersebut. Erdogan tak menyebut kelompok teroris dimaksud.
"Jelas bahwa serangan ini tidak ditujukan untuk mencapai hasil apapun. Tetapi, cuma menjadi propaganda untuk melawan negara kita dengan darah dan rasa sakit dari orang-orang yang tak bersalah," kata dia, menanggapi situasi terkini pascaledakan dan serangan bersenjata di Istanbul, seperti dikutip dari the Telegraph, Rabu (29/6).
Baca juga, Bandara Turki Diguncang Bom.
Untuk sementara, 50 orang lebih ditaksir tewas dalam rangakaian serangan yang terjadi di Bandara Udara Ataturk, Istanbul, Turki, Selasa (28/6) atau Rabu (29/6) dini hari WIB.
Selain menewaskan puluhan orang, sebanyak lebih dari 60 orang lainnya dipastikan mengalami luka berat akibat dua ledakan dan serangan yang terjadi di bandara udara internasional tersebut.
Dogan Agency News melaporkan, serangan yang menghantam Turki kali ini tak jauh dari aksi sepihak kelompok ekstrem ISIS. Menurut media tersebut, baru-baru ini, Turki melancarkan serangan terhadap kelompok ekstrem itu di perbatasan.