REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keinginan narapidana kasus terorisme Ali Imron untuk terlibat dalam deradikalisasi disambut baik Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Luhut Binsar Panjaitan. Meski tidak ada jaminan sudah benar-benar berubah, Luhut yakin Ali Imron memiliki hati nurani untuk bisa terlibat dalam mendamaikan bangsa Indonesia.
"Siapa yang bisa jamin? Saya yakin nuraninya mereka akan lihat juga kalau kita jelaskan apa yang terjadi. Ya kita berdoa lah kan kita sama-sama warga Negara Indonesia, kita ingin negara ini damai," kata Luhut di Masjid Al Fataa, Jalan Menteng Raya, Jakarta, Selasa (28/6).
Luhut berharap, keterlibatan Ali Imron dalam misi deradikalisasi bisa menjauhkan Indonesia dari permasalahan teror. Sehingga, permasalahan seperti di Syiria, di mana kedamaian susah ditemukan, bisa terhindar dari Indonesia.
Luhut melanjutkan, dirinya pun sudah mengundang Ali Imron, untuk berbicara lebih lanjut terkait program deradikalisasi. Sebab, menurutnya, masalah teror bukanlah permasalahan yang hanya bisa diselesaikan oleh satu orang saja.
"Saya malah undang ke kantor (Ali Imron) bersama bu Yenny (Wahid) untuk nenti prohram itu bersama-sama dirancang dan memang sudah jalan sih. Tinggal kita isi ramai-ramai itu kan bukan pekerjaan satu orang, pekerjaan kita bersama," terang Luhut.
Adapun program tersebut nantinya akan berlangsung dengan melibatkan beberapa pihak. Beberapa pihak yang dilibatkan adalah Direktur The Wahid Institute, Yenny Wahid, BNPT, Kemenag, PBNU dan Muhammadiyah.