Rabu 29 Jun 2016 09:00 WIB

BI Prediksi Kredit Perbankan Tumbuh di Bawah 10 Persen

Red: Nur Aini
 Warga melintas didekat logo Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (1/7).
Foto: Republika/ Wihdan
Warga melintas didekat logo Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (1/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia memprediksi akan terjadi perlambatan pertumbuhan kredit perbankan pada tahun ini menjadi 8-10 persen (year on year). Prediksi itu lebih rendah dari proyeksi bank sentral sebelumnya yang selalu menyiratkan optimisme bahwa realisasi pertumbuhan kredit akan tumbuh di atas 10 persen.

Menurut Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara, penurunan proyeksi itu juga tidak terlepas dari capaian pertumbuhan kredit perbankan secara tahun berjalan atau dari Desember 2015 hingga Mei 2016 yang relatif kecil yakni sekitar 0,3 persen. "Sulit untuk mencapai pertumbuhan kredit 12 persen, paling mungkin 8 hingga 10 persen," kata dia di Jakarta, Selasa (28/6) malam

Namun, Mirza meyakini pada semester II 2016 permintaan dari masyarakat dan pasokan kredit perbankan akan meningkat dan mampu memulihkan penyaluran kredit yang loyo di semester I. Peningkatan itu akibat relaksasi makroprudensial dengan penaikan batas bawah rasio pinjaman terhadap pendanaan bank (Loan to Funding Ratio/LFR) menjadi 80 persen dari 78 persen yang akan meningkatkan pasokan kredit perbankan, dan pelonggaran rasio pinjaman kredit dari agunan (Loan To Value/LTV) Kredit Pemilikan Rumah menjadi 85 persen dari 80 persen, yang diyakini bisa menggenjot permintaan kredit lini konsumer tersebut. "Secara tren kuartal III dan IV memang akan naik, tapi agak sulit memang menyentuh (pertumbuhan) 12 persen," ujar Mirza.

Terkait dengan insentif makroprudensial lain untuk mendorong konsumsi, yakni pelonggaran kredit kendaraan bermotor (KKB), Mirza mengatakan BI masih mengkaji hal itu. Bank Sentral juga masih ingin mencermati seberapa cepat perbankan bisa melakukan penyesuaian dengan kebijakan pelonggaran LTV dan penyesuaian LFR dari bank sentral.