Rabu 29 Jun 2016 19:10 WIB

Polri: Satgas Lakukan Pemetaan Rantai Distribusi Vaksin Palsu

Rep: Mabruroh/ Red: Bayu Hermawan
Vaksin palsu (ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Vaksin palsu (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri, Brigjen Agung Setya mengatakan satuan tugas (Satgas) gabungan tengah memetakan rantai distribusi vaksin palsu.

Menurutnya, pemetaan ini dilakukan karena vaksin palsu telah lama beredar.Oleh karena itu kata dia perlu dipetakan lagi sampai benar-benar dapat ditemukan siapa yang mengkonsumsi vaksin tersebut.

"Kita harus petakan lagi sampai temukan end usernya. Digunakan kepada siapakah vaksin palsu ini. Ini yang perlu kita lakukan untuk memetakan titik-titik mana yang dilakukan tindaklanjut dari kami, Kementerian Kesehatan, dan BPOM," ujarnya.

Ia menjelaskan, dengan ditemukannya siapa saja pengguna vaksin palsu tersebut, bisa diketahui siapa saja produsennya serta bagaimana kondisi anak atau pasien yang menggunakan vaksin palsu saat ini. Selain itu, Satgas juga bisa melakukan vaksinisasi ulang terhadap anak dan pasien.

"Kita harapkan seperti itu, sehingga kita bisa pasti mengulang vaksin," katanya.

Saat ditanyakan perihal dugaan keterlibatan pihak rumah sakit, Agung mengaku sampai sejauh ini masih mendalami. Namun Agung pastikan agar semua pihak yang terlibat siapapun itu dapat mempertanggung jawabkan tindakannya.

"Kita terus mendalami semua pihak yg harus bertanggungjawab dalam kasus ini," ucapnya.

Seperti diketahui hingga saat ini telah diamankan 16 tersangka dibalik beredarnya vaksin palsu. 16 tersangka tersebut yakni Direktur CV Azka Medical berinisial J dari bekasi, penjual di Apotek Rakyat Ibnu Sina Jakarta Timur berinisial MF, produsen vaksin palsu dari Tangerang berinisial P dan S yang merupakan pasangan suami istri, produsen vaksin palsu dari Bekasi Timur berinisial HS, produsen vaksin palsu dari Kemang Regency Bekasi yang juga merupakan pasangan suami istri berinisial R dan H.

Selanjutnya diamankan juga dua orang distributor dari Semarang berinisial Medan T, dua orang produsen vaksin dari Subang berinisial N dan S, seorang distributor dari Jakarta berinisial R, tiga orang kurir, dan satu orang dari pihak percetakan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement