REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum suporter Persija (The Jakmania), Richard Achmad Supriyanto mengatakan, kerusuhan yang terjadi di GBK beberapa waktu lalu menjadi pelajaran buat Jakmania secara keseluruhan.
Kerusuhan tersebut terjadi usai laga pertandingan Persija Jakarta melawan Sriwijaya FC di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jumat (25/6) lalu. "Ini menjadi pelajaran buat kita semua," kata Richard kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Kamis (30/6).
Dalam kerusuhan tersebut, polisi menangkap sejumlah Jakmania, yang salah satunya ditangkap lantaran menyebarkan ujaran kebencian (hate speech).
"Ke depan saya sampaikan juga, kalau terkait hate speech kita akan adakan klinik hukum, itu adalah materinya undang undang ITE, yang sifatnya kita pengen edukasi," jelas dia.
Richard juga mengungkapkan, dirinya tidak ingin kejadian tersebut terulang kembali. Ia mengakui, akibat kejadian tersebut pihaknya telah menerima sangsi sosial dari masyarakat.
"Tentunya sangsi sosial pasti ada, proporsional, kalau ada hal-hal yang melakukan sifat-sifat tidak terpuji, yang sifatnya mengganggu ketertiban umum tentunya kita lakukan tindakan," kata Richard.
Jakmania juga menyerahkan sepenuhnya kepada Polda Metro Jaya terkait proses hukum yang sangat ini tengah dijalani para tersangka dari Jakmania. Richard belum mengetahui apakah nantinya akan ada bantuan hukum terhadap para tersangka tersebut.
"Kita cek dulu, tentunya anggota atau tidak, tapi karena masih dalam proses penyelidikan Polda Metro, tentunya nanti baru akan kita cek," jelas dia.
Untuk mengetahui apakah para tersangka kerusuhan tersebut apakah benar anggota Jakmania atau tidak, pihaknya akan memanggil semua kordinator wilayah, sehingga dapat malakukan verefikasi keanggotaannya.
"Nanti kita koordinasi dengan advokasi kita apakah berikan bantuan hukum atau tidak, semua ada mekanismenya," ucap dia.
Richard menambahkan, pihaknya juga akan bertanggungjawab terhadap korban luka. "Semuanya terkait korban, persija akan tanggung jawab, pembiayaan, ganti rugi, kita akan data, termasuk klaim-klaim," ujarnya.