REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menyatakan keprihatinannya terhadap kasus korupsi yang terus terjadi di Indonesia. Bahkan, sejumlah kasus justru muncul pada saat Ramadhan yang semestinya digunakan setiap orang berlomba-lomba dalam kebaikan.
“Harusnya bulan puasa ini menjadi kesadaran bahwa perilaku kita sekecil apapun, akan dimintai pertanggung jawaban kepada Allah,” kata Said Aqil di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (30/6).
Ia menambahkan, kesadaran untuk tidak berbuat curang seperti halnya korupsi semestinya juga bukan datang dari ketakutan sanksi penegak hukum. Tetapi justru kesadaran itu seharusnya datang dari diri sendiri.
"Jadi para pejabat atau siapun lah tidak korupsi bukan karena takut kepada KPK atau bukan takut kepada polisi, tetapi takut kepada Allah, takut kepada Tuhan," ujarnya.
Dengan begitu, ia meyakini hal ini akan menimbulkan kepekaan saat hendak melanggar dari ketentuan hukum. “Itu pasti akan menimbulkan rasa sense, kepekaan ketika melanggar hukum takutnya kepada Tuhan,” ujarnya.
Keprihatinan Saiq Aqil tersebut memang beralasan. Pasalnya pada Ramadhan kali ini, KPK diketahui tiga kali menangkap tangan sejumlah pihak lantaran terlibat kasus suap.