Sabtu 02 Jul 2016 11:39 WIB

Main di Sabtu Bersama Bapak, Deva Mahenra Ingat Orang Tua

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Andi Nur Aminah
Deva Mahenra
Foto: Twitter
Deva Mahenra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deva Mahenra menuturkan, ia mendapat banyak pengalaman spiritual saat berakting dalam film Sabtu Bersama Bapak. Sehingga aktor yang berperan sebagai Cakra Garnida ini mengaku saat ini semakin menghargai waktu bersama kedua orang tuanya.

"Orang tua saya tidak pernah berusaha menyita waktu saya dan membuat saya terbebani di usia mereka yang sudah tidak muda lagi," ujar Deva, saat ditemui di XXI Epicentrum Jakarta, Jumat (1/7).

Bagi Deva, kisah sosok seorang bapak yang dengan luar biasa digambarkan dalam film ini telah memberinya pengaruh yang kuat. Ia menyadari, suksesnya saat ini merupakan doa dan perjuangan dari orang tuanya.

"Dengan bermain dan terlibat dalam Sabtu Bersama Bapak, saya menyadari seberapa pun berusaha keras membangun masa depan, masa sekarang harus diperbaiki dan dijaga," jelasnya.

Sabtu Bersama Bapak mengisahkan tentang sosok ayah bernama Gunawan Garnida (Abimana Aryasatya) yang mengetahui umurnya tidak akan lama lagi. Ia lalu memutuskan untuk membuat banyak rekaman pesan agar tetap bisa membimbing kedua anaknya, Satya (Arifin Putra) dan Cakra (Deva Mahenra).

Rekaman tersebut diputar oleh istrinya, Itje (Ira Wibowo) di depan anak-anaknya setiap Sabtu. Namun, berbagai masalah muncul saat Satya dan Cakra tumbuh dewasa. Apakah Gunawan yang telah meninggal dunia bisa membantu masalah keluarganya?

Film Sabtu Bersama Bapak merupakan film adaptasi dari novel best seller berjudul sama karya Adhitya Mulya, yang dirilis pada 2014 lalu dan telah dicetak sebanyak 22 kali. Film ini dijadwalkan tayang di bioskop pada 5 Juli 2016 mendatang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement