Sabtu 02 Jul 2016 13:34 WIB

Peta Restorasi Gambut Ditarget Kelar Bulan Ini

Red: Dwi Murdaningsih
Kendaraan melintas di samping sekat kanal lahan gambut di Jembatan Tumbang Nusa, Kalteng, Kamis (29/10).
Foto: Antara/Saptono
Kendaraan melintas di samping sekat kanal lahan gambut di Jembatan Tumbang Nusa, Kalteng, Kamis (29/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Restorasi Gambut segera memfinalisasi peta indikatif restorasi gambut skala 1:250.000. Peta ini difinalisasi setelah mendapatkan masukan publik dari peta indikatif yang sudah ada di pemerintah dan pihak lain. Pada maksimal akhir Juli, peta versi definitif sudah ada dan akan digunakan untuk pemetaan detil.

"Sudah tiga minggu kita mendapatkan masukan dari 32 sumber. Ada yang hanya pernyataan, ada yang substansi," kata Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead, Jumat (1/7).

Menurut dia, ada 14 macam kategori tematik yang ditanyakan atau diberikan masukan. Semua masukan segera dibahas tim pemetaan yang telah dibentuk BRG yang beranggotakan Badan Informasi Geospasial (BIG), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), akademisi dan kelompok ahli dari sejumlah perguruan tinggi, Kementerian Pertanian (Kementan), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN).

Hasil diskusi dengan tim teknis ini, menurut dia, akan dirapatkan BRG bersama KLHK dan Kementan untuk dijadikan peta rujukan. Ia mengatakan peta indikatif restorasi gambut menggunakan peta Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG), sebaran gambut dari berbagai sumber, tutupan hutan, kebakaran gambut, dan keberadaan kanal. BRG menggunakan peta baik dari KLHK, Kemtan, dan berbagai lembaga lainnya.