REPUBLIKA.CO.ID, DAKAR -- Puluhan ribu anak-anak korban aksi kelompok garis keras Boko Haram di bagian timur laut Nigeria terancam mati kelaparan karena malnutrisi pada tahun ini, kecuali mereka segera diberi perawatan, demikian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat.
Tentara Nigeria dibantu pasukan dari negara tetangga dalam satu tahun terakhir telah mengambil alih sejumlah wilayah yang sempat dikuasai Boko Haram, kelompok pemberontak yang tengah menjalankan aksinya selama tujuh tahun demi mendirikan negara Islam di wilayah timur laut itu.
"Penguatan penjagaan memungkinkan penggiat kemanusiaan mengakses wilayah yang sebelumnya terputus kontaknya dengan dunia luar," kata Munir Safieldin, koordinator badan kemanusiaan PBB untuk Nigeria.
Konflik tersebut telah menewaskan lebih dari 15 ribu jiwa dan membuat 2,4 juta terusir dari rumahnya di Nigeria, Chad, Niger, dan Kamerun, ungkap pemerintah Nigeria.
Pemberontakan Boko Haram bahkan telah membuat jumlah penderita malnutrisi, serta kondisi ketahanan pangan di wilayah timur laut Nigeria ke level mengkhawatirkan, tambahnya.
Sebanyak lebih dari setengah juta orang sangat membutuhkan bantuan makanan, pasalnya serangan Boko Haram telah merusak lahan garapan, mengganggu stabilitas pasar, hingga akhirnya melambungkan harga pangan, terang sejumlah petugas PBB terkait.
Sekitar 250 ribu anak-anak berusia di bawah lima tahun di negara bagian Borno akan mengalami malnutrisi pada tahun ini, kata Jean Gough, perwakilan Nigeria untuk Badan Anak-Anak PBB (UNICEF).
"Satu dari lima anak-anak itu akan mati jika kita tak segera merawat mereka," ujar perempuan itu seraya menambahkan, "kita tak dapat membiarkan hal itu terjadi."
Meski PBB dan beberapa mitranya telah mendapat akses ke sejumlah wilayah di Borno, nyatanya masih banyak tempat tak dapat dijangkau karena rendahnya penjagaan dan aksi serangan yang terus berlanjut.