Mengais Rezeki dari Lantunan Dangdut di Dek KMP Batumandi

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Indira Rezkisari

Ahad 03 Jul 2016 03:00 WIB

Ratusan kendaraan antre untuk memasuki kapal tujuan Bakauheni di Pelabuhan Merak, Banten, Sabtu (2/7). Puncak arus mudik di Pelabuhan Merak diperkirakan terjadi pada hari ini sabtu (2/7) hingga Ahad (3/7). Foto: Republika/Raisan Al Farisi Ratusan kendaraan antre untuk memasuki kapal tujuan Bakauheni di Pelabuhan Merak, Banten, Sabtu (2/7). Puncak arus mudik di Pelabuhan Merak diperkirakan terjadi pada hari ini sabtu (2/7) hingga Ahad (3/7).

REPUBLIKA.CO.ID, CILEGON -- "Sudah berulang kali aku bermain cinta". Lantunan nada musik dangdut bergema di dek belakang kapal KMP Batumandi yang mengangkut ratusan pemudik dari Pelabuhan Merak menuju Pelabuhan Bakauheni.

Seorang‎ laki-laki di kelilingi gadis penari menyambut pemudik yang duduk di dek ekonomi. Bermodalkan orgen tunggal yang ditunjang sistem penyuaraan yang cempreng para penyanyi menyanyikan lagu-lagu dangdut sambil melanggak-lenggokkan badan.

"Ditunggu sawerannya pak, bu. Seikhlasnya saja," ujar salah satu penari. Sembari sang lelaki menyanyikan lagu, beberapa penari yang ikut dalam orgen tunggal ini mendatangi penumpang dengan kardus bekas yang ditenteng.

Mulai dari Rp 1.000, Rp 2.000, Rp 5.000 hingga pecahan Rp 20 ribu masuk dalam kardus tersebut. Goyangan badan sang penari di depan penumpang kapal pun membuat mereka dengan 'ikhlas' memasukan sedikit uang ke dalam kardus.

Suasana musik dangdut di atas kapal cukup membuat penumpang yang berniat mudik di malam hari lebih terjaga. Mereka yang awalnya mengantuk setelah perjalanan cukup panjang, akhirnya terjaga dengan penampilan ini.

"Ya begini memang tiap tahun kalau pulang ke Lampung malam hari, suka ada orkes tunggal, hiburan lah," ‎ kata Binda, Sabtu (2/7) malam.

Pemudik asal Jakarta ini memang cukup menikmati penampilan para pedangdut. Bahkan dia rela menari dan menyisihkan sedikit uang untuk diberikan kepada sang penari.

Hal serupa dirasakan Rusli. Pria yang berniat ke Palembang menyebut bahwa musik dangdut bisa membuat dia terjaga dari kantuk. Walaupun sudah menempuh perjalanan panjang dari Karawang, Rusli terlihat senang menikmati musik ini.

"Seru. Asik ada dangdutan. Jadi enggak sepi walau di kapal malam," ujarnya.

Orkes dangdut di kapal memang hanya bisa dinikmati penumpang yang duduk di kelas ekonomi dek belakang. Suara alunan ini tak akan terdengar saat penumpang duduk di kelas ekonomi AC dan eksekutif. Selain pintu yang tertutup karena keberadaan AC, penumpang juga memang diberikan fasilitas berupa tontonan film dari TV yang terpasang di masing-masing ruangan.

Desi (25) salah satu penyanyi dari orkes dangdut ini mengatakan, dia dan teman-teman yang lain hampir setiap hari naik panggung di kapal. Kegiatan ini dilakukan bukan hanya di hari menjelang Lebaran namun telah menjadi pekerjaan rutin.

Dalam setiap kali perjalanan dari Pelabuhan Merak-Bakauheni maupun sebaliknya, Desi dan grupnya bisa mendapatkan Rp 1,2 juta. Tapi nilai ini tidak akan didapat saat hari-hari biasa.

"Kalau Lebaran pasti naik, soalnya orang juga banyak uang, banyak yang ngasih jadinya. Kalau hari-hari biasa sih palingan di bawah sejuta," ungkap Desi.

Terpopuler