REPUBLIKA.CO.ID, Pada 3 Juli 1988, kapal perang angkatan laut Amerika yang berpatroli di Teluk Persia menembak jatuh sebuah pesawat jet penumpang Iran yang dikira pesawat F-14. Diyakini, semua ratusan orang di pesawat telah tewas.
Pesawat Iran Air Flight 655 berjenis Airbus A300 itu memang terbang rutin dari Bandar Abbas, Iran, ke Dubai di Uni Emirat Arab.
USS Vincennes telah melacak adanya pesawat dan memperingatkannya untuk berubah arah. Ketika itu kapal menembakkan dua rudal ke atas dan satu diantaranya menghancurkan pesawat tersebut.
Para pejabat Angkatan Laut mengatakan, kru Vincennes percaya mereka menembak jet tempur F-14 Iran, meskipun mereka tidak mengonfirmasi hal ini secara visual. Pesawat tersebut meledak enam mil dari Vincennes.
Iran marah dan menuduh AS melakukan pembantaian biadab dan bersumpah untuk membalasnya. Butuh empat tahun buat Pemerintah AS untuk mengakui USS Vincennes berada di perairan yang salah. Namun, Pemerintah AS tidak pernah meminta maaf atas insiden itu.
Presiden AS Ronald Reagan mengatakan, Vincennes telah mengambil tindakan defensif yang tepat dan disebut insiden kecelakaan dimengerti. Meskipun ia mengatakan ia menyesalkan hilangnya ratusan nyawa.
Ketua Kepala Staf Gabungan AS Laksamana William J Crowe Jr mengatakan pada konferensi pers Pentagon bahwa pemerintah sangat menyesalkan insiden tersebut.
Namun, ia menuding pilot pesawat mengabaikan peringatan radio dari Vincennes untuk mengubah arah. Pada Februari 1996, AS setuju membayar Iran sebesar 61,8 juta dolar AS sebagai kompensasi atas tewasnya 248 warga Iran, termasuk ganti rugi pesawat dan lainnya.
Selain itu, AS membayar 40 juta dolar AS untuk warga negara lain yang berada dalam pesawat itu.
Selanjutnya: Vokalis The Doors Jim Morrison Ditemukan Tewas