Senin 04 Jul 2016 14:02 WIB

DPR Kecam Syariat Islam Jadi Bahan Ledekan di TV Nasional

Rep: Amri Amirullah/ Red: Ilham
Perda bernuansa syariat (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Perda bernuansa syariat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPR Komisi I, Mahfudz Siddq mengecam acara stand up comedy di salah satu Televisi Nasional yang menjadikan aturan Syariat Islam menjadi bahan ledekan salah satu komik.

Anggota DPR Fraksi PKS asal Aceh ini mengingatkan kepada Kompas TV agar jangan bermain-main dengan isu SARA di Aceh. Meskipun itu tayangan dalam program stand-up comedy, tapi pihak produser TV punya kewenangan penuh untuk mengedit atau bahkan menayangkan atau tidak.

"Lolosnya program stand-up comedy di Kompas TV yang mengolok-olok perda syariat Islam di Aceh, menunjukkan ada kesengajaan dan maksud tertentu dari Kompas TV," ujar Mahfud kepada Republika.co.id, Senin (4/7).

Apalagi, ia menyayangkan, tayangan itu muncul di bulan Ramadhan. "Jika Kompas TV sengaja mengolok-olok penerapan syariat Islam di Aceh lalu ada reaksi kemarahan masyarakat di sana, apakah Kompas TV siap dan mampu menanggung akibatnya?" kata dia.

Saat ini, masyarakat Aceh sedang menikmati kebebasannya paska MoU Helsinki dengan pemberian otonomi khusus. Apapapun aturan yg diterapkan di Aceh sepanjang ada dalam koridor otonomi khusus, maka tidak boleh dihalangi, apalagi diolok-olok.

Seharusnya, kata dia, setiap aktor stand-up comedy juga harus pandai dan cermat. Jangan semua hal dijadikan bahan olok-olok demi mengundang tawa saja. Menurutnya, pihak TV tentu harus lebih pintar menyeleksi mana materi stand-up comedy yang laik tayang dan mana yang tidak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement