Selasa 05 Jul 2016 05:33 WIB

Penyerang Kafe Bangladesh Berasal dari Keluarga Kaya dan Terdidik

Warga menolong korban luka setelah sekelompok orang bersenjata menyerbu restoran yang kerap didatangi warga asing di wilayah diplomatik Dhaka, Bangladesh, Jumat, 1 Juli 2016.
Foto: AP Photo
Warga menolong korban luka setelah sekelompok orang bersenjata menyerbu restoran yang kerap didatangi warga asing di wilayah diplomatik Dhaka, Bangladesh, Jumat, 1 Juli 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Polisi Bangladesh pada Senin (4/7) mencari lebih banyak informasi dari teman-teman dan keluarga para pria tersangka yang melakukan serangan mematikan di sebuah toko roti di Dhaka. Beberapa di antara para pelaku diyakini memperoleh pendidikan tinggi di dalam dan luar negeri.

Pria-pria tersebut menyerbu rumah makan itu di zona diplomatik ibu kota Bangladesh pada Jumat malam dan membunuh 20 orang, sebagian besar warga negara asing dari Italia, Jepang, India dan Amerika Serikat. Serangan itu diklaim oleh ISIS.

Serangan tersebut merupakan yang paling mematikan hingga kini di negara itu. Pemerintah menyatakan serangan-serangan tersebut dilakukan oleh orang-orang lokal.

Para pejabat mengatakan sebagian besar penyerang memperoleh pendidikan di sekolah-sekolah atau universitas-universitas bergengsi di Dhaka dan Malaysia.

"Sebagian besar anak-anak yang menyerang rumah makan itu berasal dari lembaga pendidikan sangat baik. Beberapa menuntut ilmu di sekolah-sekolah canggih. Keluarga mereka relatif orang berada," kata Menteri Penerangan Bangladesh Hasanul Haq Inu kepada NDTV India.

Pria yang diidentifikasi oleh polisi bernama Nibras Islam menempuh pendidikan di Monash University di Malaysia. Seorang teman yang mengenalnya ketika ia belajar di North South University di Dhaka mengatakan kepada Reuters, Islam kemudian pindah ke Monash.

Dua lainnya menempuh pendidikan di Scholastica, sekolah bergengsi di Dhaka. Masudur Rahman, wakil komisaris Kepolisain Dhaka, mengatakan para petugas sedang menyelidiki keterkaitan tersebut. Rahman mengatakan bukti-bukti awal mengarah kepada fakta Nibras Islam, Meer Saameh Mubasheer dan Rohan Imtiaz mungkin terlibat dalam serangan tersebut.

"Mungkin ada hubungan dengan kelompok-kelompok teroris internasional termasuk ISIS. Kami sedang menyelidiki sisi itu," ujarnya, seraya menambahkan para penyerang itu terdidik, berada dan dicuci otaknya.

Penyidik lainnya Saiful Islam mengatakan polisi menahan dua orang yang disangka terlibat dalam serangan itu, termasuk seorang ditangkap segera setelah serangan tersebut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement