Rabu 06 Jul 2016 03:00 WIB

Kemacetan Jadi Sumber Inspirasi Datangkan Penghasilan

 Penyedia jasa pengganjal ban bersiap menawarkan jasanya untuk mengganjal kendaraan pemudik yang terjebak kemacetan. ilustrasi  (Republika/Rakhmawaty La’lang)
Penyedia jasa pengganjal ban bersiap menawarkan jasanya untuk mengganjal kendaraan pemudik yang terjebak kemacetan. ilustrasi (Republika/Rakhmawaty La’lang)

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Masyarakat yang berada di jalur lintas selatan Jawa, terutama anak-anak muda di Kecamatan Nagreg, Jawa Barat memanfaatkan kemacetan parah dengan menawarkan berbagai bentuk jasa sebagai sumber penghasilan musiman.

Seperti yang terlihat pada Senin (4/7) lalu atau dua hari menjelang Lebaran 2016, berbagai kreativitas diperlihatkan beberapa kelompok pemuda dengan sasaran para pemudik, terutama pemudik dengan mobil pribadi. Salah satu bentuk jasa yang sudah lama menjadi sumber penghasilan sampingan pada saat terjadi kemacetan adalah jasa ganjal ban mobil pada jalan dengan pendakian tajam dan sempit.

Para mengemudi yang belum berpengalaman harus menghadapi situasi menegangkan saat kendaraan terjebak macet di tikungan tajam, sempit dan curam itu.Pada saat itulah jasa "sang pengganjal" dibutuhkan. Bermodalkan sebuah balok berbentuk kotak ukuran sekitar 25 x 25 cm dan diberi tangkai, mereka membantu mengganjal ban mobil yang sedang terjebak macet dalam posisi mendaki.

Meski terkesan sepele, jasa mereka sebenarnya sangatlah penting karena besar kemungkinan mobil yang sedang antre dalam posisi mendaki akan meluncur ke belakang dan menabrak kendaraan lain di belakangnya bila tidak diganjal. Kemungkinan paling fatal adalah mobil mundur dan meluncur masuk jurang sedalam lebih 15 meter.

Atas jasa tersebut, mereka mendapat upah antara Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu atau bahkan lebih, tergantung kebaikan hati pengguna jasa. Hari-hari menjelang lebaran atau pun pada hari liburan merupakan waktu panen bagi mereka, mengingat saat itulah kemacetan parah sering terjadi.

"Kalau hari-hari menjelang lebaran seperti sekarang ini, saya bisa dapat lebih dua ratus ribu rupiah sehari, kalau hari biasa mah paling lima puluh ribu," kata Asep, salah satu penjual jasa yang ditemui di lokasi.

Sedangkan ibu-ibu rumah tangga juga tidak ketinggalan memanfaatkan peluang dalam kemacetan tersebut, seperti menyediakan berbagai minuman dan mi instan. Saat macet yang membuat kendaraan tidak bergerak sama sekali sampai 20 menit adalah waktu yang lebih dari cukup untuk menghidangkan kopi panas.

Tapi bentuk kreativitas terbaru adalah aksi seorang pemuda berbaju daster dan bibir digincu merah berjoget di pinggir jalan. Seorang pengemudi sedan dengan pelat nomor Jakarta tampak terbahak-bahak menyaksikan aksi lucu tersebut, dan kemudian menjulurkan selembar uang.

"Lumayan dikasih dua puluh ribu," kata pemuda yang mengaku bernama Ridwan ini.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement