Rabu 06 Jul 2016 08:09 WIB

Membangun Kota dengan Meneladani Rasul Membangun Madinah

KH Miftah Faridl
Foto: Sinergi foundation
KH Miftah Faridl

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Umum MUI Kota Bandung cum Ketua Dewan Pembina Sinergi Foundation, KH Miftah Faridl akan menyampaikan Khutbah ied di Masjid Al Ukhuwah, Bandung, pada 1 Syawal 1437 H. Dia menyampaikan khutbah berjudul 'Membangun Masyarakat Madani dalam Spirit Kesucian'. Khutbah berisi bagaimana Rasul membangun kota Madinah yang diharapkan bisa menjadi cerminan bagaimana membangun kota di Indonesia pada umumnya, khususnya Bandung.

Dalam salinan khutbah yang diterima Republika.co.id, KH Miftah mengatakan momentum Iedul Fitri inilah pada akhirnya manusia dapat mengevaluasi diri, mawas diri, serta mengukur kualitas diri dalam keseluruhan amal yang kita lakukan, khususnya dalam melewati hari-hari Ramadhan yang penuh hikmah. KH Miftah mengingatkan bagaimana baginda Rasul membangun kota Madinah dengan spirit keagamaan yang begitu kuat.

"Madinah yang biasa disebut juga Kota Nabi merupakan ekspresi cita-cita dalam spirit relijiusitas yang kuat, dengan tatanan fisik yang sarat nilai, sekaligus membuka ruang dinamika sosial dalam tatanan ukhuwah Islamiyah," kata dia.

Proses pembangunan Madinah diawali dari peristiwa hijrah umat Islam, yaitu sebuah gerakan perubahan tatkala Rasulullah beserta umat yang setia bersamanya pindah dari Makkah ke Madinah. Dalam arus perubahan inilah, Rasulullah menemukan nilai-nilai profetik untuk memperkuat bangunan kota yang ditatanya untuk mewujudkan kehidupan yang penuh rahmat dan kebajikan. Disediakannya fasilitas sosial agamis untuk memberikan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan warganya. Bukan saja kebutuhan fisik material, tapi juga mental spiritual.

KH Miftah menjelaskan langkah pertama yang dilakukan Nabi adalah membangun masjid yang difungsikan, selain sebagai tempat shalat berjamaah juga sebagai pusat pembinaan dan tempat silaturahmi umat. Inilah pilar utama yang disiapkan Nabi dalam membangun kota yang hingga saat ini tetap dikenal sebagai kota agamis, dengan tetap memelihara peradaban umat yang dihadapinya. Di sinilah posisi kearifan lokal untuk memperkuat syara. Dan sebaliknya, hadirnya spirit ajaran untuk membangun tatanan yang diinginkan, Gemah Ripah Repeh Rapih.

Di masjid Nabi Muhammad memberikan pembekalan ilmu, kearifan, keteladanan, membangun semangat dan budaya ukhuwah, tasamuh (toleransi), musawah (persamaan), ta’awun (gotong royong), malu berbuat salah, semangat kompetitif, yang pada gilirannya dapat mengiring semua warganya berbuat cerdas dalam semangat akhlakul karimah. Itulah sebabnya, menyempurnakan akhlaqul karimah menjadi missi utama diutusnya Rasulullah ke muka bumi ini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement