REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor meminta sekaligus memberikan dukungan kepada pemerintah Arab Saudi untuk mengusut tuntas dalang dan motif di balik aksi teror di tiga kota Arab Saudi. Pasalnya aksi tersebut dinilai cukup meresahkan.
“Para pemimpin dunia Islam dan tokoh-tokoh umat harus memberikan perhatian khusus kepada aksi terorisme ini karena telah terjadi di halaman belakang Masjid Nabawi dan Makam Rasulullah SAW," ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas, Selasa (5/7).
Selain mengutuk keras aksi terorisme tersebut, GP Ansor melalui Barisan Ansor Serbaguna (Banser) juga menyatakan kesiapannya terlibat mengamankan masjid suci umat Islam, baik Masjid Nabawi maupun Masjidil Haram dari ancaman teror. Sebagai pengamal dan penjaga ajaran Islam Ahlussunnah Waljamaah, GP Ansor mewarisi misi Komite Hijaz yang dulu dimotori ulama-ulama NU (Nadhatul Ulama) dalam mengamankan situs-situs suci umat Islam di Arab Saudi. "Dan hari ini, kami terpanggil kembali ikut menyelamatkan masjid suci dan peninggalan Rasulullah tersebut," kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, serangan bom melanda pos polisi dekat Masjid Nabawi di Madinah pada Senin (4/7), tak lama setelah buka puasa. Setelahnya dua pengeboman berturut-turut terjadi di masjid di Kota Qatif. Sebanyak empat polisi dan dua warga sipil dilaporkan tewas dalam pengeboman. Sementara di Qatif tak ada korban jiwa. Jumlah korban tewas belum termasuk tiga pelaku pengeboman.
(Baca Juga: Bom Teror Tiga Kota di Arab Saudi: Madinah, Qatif, Jeddah)