REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komandan Komando Resor Militer (Korem) 074 Wirastratama Surakarta, Kolonel (Inf) Maruli Simanjuntak mengakui memang sempat ada informasi intelejen soal rencana aksi teror bom. Meski tak diketahui secara detail, namun kordinasi agar hati-hati dan selalu siaga antar stakeholder sudah digaungkan menjelang hari raya idul fitri.
Maruli mengatakan, jika tidak ada deteksi dini, dimungkinkan kejadian bom bunuh diri tersebut akan memakan korban yang lebih banyak. Maruli juga mengatakan, bahwa si pembawa bom ini memang menyasar kantor kepolisian.
"Sudah ada deteksi dini. Makanya kenapa ia dicegah sama anggota provos. Soal kordinasi informasi intelejen sudah kami koordinasikan jauh-jauh hari," kata Maruli saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (5/7). Namun, Maruli sendiri menghimbau kepada masyarakat agar tetap tenang sambil waspada.
Maruli mengatakan, pengeboman kantor polisi menjadi pola ini serangan tersebut. Namun, Maruli enggan mendeteksi lebih jauh siapa dan terkait jaringan apa pelaku bom bunuh diri ini. Ia mengatakan, perlu ada serangkaian proses pemeriksaan dan penyelidikan terkait hal ini.
Ke depan, pengetatan pengawasan dan pengawalan sudah dikordinasikan baik tingkat Polsek, Polres, Korem, Kodim dan Kodam dan Polda Jawa Tengah. "Polri dan TNI besinergi untuk melakukan pengamanan selanjutnya," ujar Maruli.