REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peristiwa bom bunuh diri di bulan suci Ramadhan menyentak seluruh manusia. Tidak hanya di Arab Saudi, bom bunuh diri juga terjadi di Indonesia, tepatnya di Mapolrestabes Solo. Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy (Romi) menilai tindakan teror bom bunuh diri itu merupakan tindakan terkutuk.
Romi mengingatkan, tindakan yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggungjawab itu tidak dibenarkan dalam Islam. Kalaupun pelaku terorisme didasari atas pemahaman soal Jihad yang ofensif, Romi mengajak seluruh teroris untuk kembali pada pemahaman Islam yang utuh.
"Kepada para teroris dimanapun berada, kembalilah kepada Islam yang kaffah (utuh), kembalilah pada peradaban Nabi, kembalilah pada Islam yang menjadi juru damai semesta," tutur Romi pada wartawan, Selasa (5/7).
Romi menegaskan, seluruh pelaku terorisme harus meninggalkan kesesatan dalam berpikir jihad yang ofensif. Saat ini, umat Islam tidak dalam keadaan berperang. Masyarakat di seluruh dunia, khususnya di Indonesia membutuhkan uluran perjuangan untuk mengentaskan kemiskinan dan membangun kesejahteraan. "Lebih besar daripada kebutuhan kita untuk bunuh diri dan mengafirkan," ujar dia.
Anggota Komisi III DPR RI ini juga mengatakan, bom bunuh diri menjelang Hari Raya Idul Fitri di Solo dan Arab Saudi mengoyak pesan damai dari bulan suci Ramadhan. Padahal, tindakan terorisme seperti itu dilarang bahkan diharamkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sebab, tindakan bom bunuh diri justru menyebabkan korban dari orang-orang tidak berdosa.