REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangan bom di Mapolresta Surakarta digagalkan petugas provos. Pelaku tewas sebelum berhasil mencapai target gedung utama.
Pengamat terorisme dari Universitas Indonesia (UI) Ridlwan Habib menduga, motif serangan ini ada kaitan dengan terbunuhnya calon menantu Santoso yang bernama Dodo alias Ponda beberapa waktu lalu. "Polisi sebagai sasaran balas dendam. Ini qishash, darah balas darah, nyawa balas nyawa. Tapi, salah sasaran," kata Ridlwan di Solo, Jawa Tengah.
Dia mengatakan, serangan ini mirip tahun 2013. Terjadi di Mapolresta Poso dan juga berhasil digagalkan. Saat itu, pelaku bernama Zainul berhasil dihadang sebelum meledakkan dirinya sendiri. Zainul warga Lamongan dan merupakan simpatisan kelompok Santoso di Poso.
Ridlwan mengatakan, dari kemiripan pola serangan patut diduga teror bom Solo masih berhubungan dengan kelompok Santoso. "Jejaring Solo yang simpati ke Santoso dan ISIS," kata Ridlwan.
Di kawasan Pasar Kliwon, Solo pada Agustus 2015 pernah terbongkar jaringan ISIS. Saat itu sebuah counter pulsa digeledah dan ditemukan bom rakitan siap pakai. "Kelompok itu dikenal dengan kelompok Ibad, simpatisan ISIS, dan pernah berhubungan dengan Bahrun Naim di Suriah," kata Ridlwan.
Alumni S2 Intelijen UI itu menyebut kelompok Ibad sering juga disebut jaringan Pasar Kliwon. Itu merujuk pada nama sebuah kecamatan di Solo. Beberapa anggotanya mengontrak di kawasan itu. Ridlwan menduga pelaku serangan kali ini masih ada kaitannya dengan kelompok yang dibongkar setahun lalu itu. "Sisa-sisa jaringan," kata dia.
Dia mengatakan, serangan di bulan Ramadan jelas merupakan kejahatan yang menodai Islam. Kelompok ini menganggap bulan Ramadan bulan jihad. Tapi jihadnya mereka salah kaprah.
Kelompok ini selalu mencari titik lemah di kepolisian, misalnya kantor yang sepi. Mereka tidak mempunyai kemampuan melakukan serangan besar, karena itu bahannya apa adanya.
Koordinator Indonesia Inteligence Institute itu mengingatkan agar pemerintah tidak lengah. Kewaspadaan maksimal, bahkan kalau perlu dalam level siaga 1 di seluruh Indonesia.