Selasa 05 Jul 2016 16:15 WIB

Bom Solo Diduga Terkait Tewasnya Calon Menantu Santoso

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Ilham
Sepeda motor yang digunakan pelaku untuk meledakkan dirinya di Mapolresta Solo.
Foto: ist
Sepeda motor yang digunakan pelaku untuk meledakkan dirinya di Mapolresta Solo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangan bom di Mapolresta Surakarta digagalkan petugas provos. Pelaku tewas sebelum berhasil mencapai target gedung utama.

Pengamat terorisme dari Universitas Indonesia (UI) Ridlwan Habib menduga, motif serangan ini ada kaitan dengan terbunuhnya calon menantu Santoso yang bernama Dodo alias Ponda beberapa waktu lalu. "Polisi sebagai sasaran balas dendam. Ini qishash, darah balas darah, nyawa balas nyawa. Tapi, salah sasaran," kata Ridlwan di Solo, Jawa Tengah.

Dia mengatakan, serangan ini mirip tahun 2013. Terjadi di Mapolresta Poso dan juga berhasil digagalkan. Saat itu, pelaku bernama Zainul berhasil dihadang sebelum meledakkan dirinya sendiri. Zainul warga Lamongan dan merupakan simpatisan kelompok Santoso di Poso.

Ridlwan mengatakan, dari kemiripan pola serangan patut diduga teror bom Solo masih berhubungan dengan kelompok Santoso. "Jejaring Solo yang simpati ke Santoso dan ISIS," kata Ridlwan.