REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Sebuah kelompok hak asasi manusia mengatakan Israel memaksa warga Palestina menjalani kondisi keji dan tidak manusiawi di perbatasannya.
Pusat Informasi untuk HAM di Wilayah Terjajah atau yang juga dikenal dengan B'Tselem, dikutip dari Middle East Monitor, Senin (4/7), mengatakan bahkan warga Palestina yang memiliki izin kerja resmi harus menunggu berjam-jam di tengah cuaca panas ekstrem.
B'Tselem mengunggah sebuah foto di laman Facebook mereka yang menunjukkan antrean warga Palestina untuk masuk ke Israel.
"Warga Palestina difoto saat sedang mengantre izin kerja untuk masuk Israel. Izin tersebut hanya dikeluarkan setelah pemeriksaan keamanan yang sangat ketat.
"Membuat warga mengantre selama berjam-jam di kondisi ekstrem menggarisbawahi kejamnya dan tidak manusiawinya aspek pengamanan militer terhadap warga sipil. Penjajahan kini memasuki 50 tahun. Ketidakadilan ini telah berlangsung hampir setengah abad," ujar kelompok itu.
Foto tersebut menunjukkan pos pemeriksaan di Tepi Barat, antara Bethlehem dan Yerusalem pada pagi hari. Warga Palestina mengantre berdesakan di sepanjang jalan yang dipagari tinggi. Sejumlah orang memanjat pagar itu untuk mencari udara segar.
Keterangan foto tersebut berbunyi: "Beginilah bagaimana penjajahan sehari-hari terjadi. Tidak hanya dengan penggunaan senjata atau kekejaman. Hanya mempermalukan dan tidak berperasaan. Tak perlu ada alasan, itu terjadi hanya karena itu bisa dilakukan."