REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Nur Rohman (30 tahun), sudah lama meninggalkan kampungnya di Kelurahan Sangkrah, Pasar Kliwon RT 01/12. Pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Solo pada Selasa (5/7) pagi itu sebenarnya dikenal memiliki pribadi yang baik di lingkungan masyarakat. Nur Rohman pun sempat dipercaya untuk menjadi ketua RT di lingkungannya.
"Dia pernah setahun jadi ketua RT, orangnya baik tapi terus mengundurkan diri," tutur Kasmi (52 tahun) salah satu warga di Sangkrah yang mengaku mengenal dekat pelaku.
Sekitar 19 tahun lebih, Nur Rohman tinggal di Sangkrah. Ia memiliki Istri berinisial SA dan dua orang anak. Menurut Kasmi, sosialisasi Nur Rohman sangat baik, ia kerap mengikuti setiap kegiatan warga di kampungnya itu. Sehari-hari Nur Rohman bekerja sebagai penjual bakso keliling.
"Saya kaget melihat di televisi kabar dia, tak lama di sini kemudian datang polisi membawa istri dan anaknya juga," tuturnya.
Sebelumnya BNPT menyebut Nur Rohman memiliki jaringan dengan Abu Musyaf. Ia tergabung dalam JADKN (Jamaah Ansorut Dakwah Khilafah Nusantara) yang berafiliasi dengan Bahrun Naim yang merupakan pelaku bom Thamrin 2016. Nur Rohman diduga menjadi salah satu pelaku serangan teror global pada bulan Ramadhan sesuai imbauan juru bicara ISIS Abu Muhammad Al Adnani.
Sementara itu, Kepala Desa Sangkrah, Singgih Bagiyono, membenarkan Nur Rohman merupakan warganya. Menurutnya, Nur Rohman menghilang sejak peristiwa bom di kawasan Thamrin, Jakarta awal tahun ini.
"Jadi dia mengundurkan diri sebagai ketua RT, katanya sibuk ada kegiatan di luar kota. Dia hilang sejak bom teror di Thamrin itu. Orangnya baik suka bersosialisasi, kumpul dengan warga," tuturnya.
Saat ini, jenazah Nur Rohman dibawa ke Polda Jawa Tengah untuk dilakukan identifikasi. Sedang Istri dan kedua anaknya masih berada di Mapolresta Surakarta.
Baca juga: Kapolda Jateng Perintahkan Polisi Siaga Penuh Setelah Bom Solo