REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto mengaku sangat terkejut mendengar kabar bahwa Mapolres Surakarta diserang pelaku bom bunuh diri pada Selasa (5/7) pagi. Ia pun mengecam aksi teror di saat umat Islam tengah menjalankan ibadah puasa.
"Saya mengecam dan mengutuk keras aksi terorisme tersebut, apalagi aksi ini terjadi pada bulan suci Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri," ujar pria yang akrab disapa Setnov itu di Jakarta.
Seperti diketahui, aksi bom bunuh diri terjadi pada Selasa pagi. Peristiwa berawal ketika sekitar pukul 07.30 WIB ada satu pengendara sepeda motor memasuki Mapolresta Surakarta yang dihentikan oleh anggota Provos, namun pengendara sepeda motor tersebut tetap menerobos masuk ke dalam Mapolres Surakarta.
Salah satu anggota Provos atas nama Bambang Adi mengejar pengendara motor tersebut, dan saat tepat berada di depan ruangan SPKT, tiba-tiba pengendara motor meledakkan dirinya dengan bom hingga mengenai bagian wajah dan tubuh Bripka Bambang Adi.
Tersangka pelaku bom bunuh diri tewas di tempat, sementara anggota Polri yang mengejarnya mengalami luka akibat terkena ledakan.
Setnov melanjutkan, sama halnya dengan serangan teroris di Madinah,serangan terorisme di Mapolres Surakarta sebenarnya ditujukan bukan hanya kepada Rakyat Indonesia semata, tapi serangan ini ditujukan kepada seluruh masyarakat dunia.
Serangan teroris hari ini di Surakarta, Indonesia dan tiga kota di Arab Saudi yang sebelumnya juga terjadi di Paris dan Turki, menunjukan kepada dunia bahwa terorisme masih hidup. Sehingga, menurutnya, perlu peran serta seluruh elemen masyarakat dunia untuk menghadapinya.
"Untuk itu saya mendukung upaya aparat internasional memerangi terorisme, dan untuk melakukan ini tentu diperlukan usaha ekstra dan dukungan kita semua," tegas Ketua Fraksi Golkar di DPR itu.
Ia pun mengimbau kepada seluruh rakyat Indonesia untuk tidak panik. Setnov menambahkan, rakyat Indonesia harus bersatu dan tidak terpecahbelah dalam melawan terorisme.
"Jangan takut dan jangan terprovokasi dengan peristiwa ini, karena sudah kewajiban kita sebagai anak bangsa untuk ikut menjaga keharmonisan dan kerukunan umat beragama dan membantu Pemerintah menghadapi terorisme," katanya.
"Sekali lagi saya imbau kepada rakyat Indonesia untuk tidak taku. Kita tunjukkan kepada orang-orang pengecut yang berkedok sebagai kelompok terorisme, jika aksi teror seperti ini tidak akan membuat kita gentar tetapi jusru semakin kuat, bersatu padu melawan aksi terorisme di Indonesia," jelasnya.