REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kapolda Sulawesi Selatan (Sulsel), Irjen Anton Charliyan menegaskan wilayah Sulsel dalam kondisi siaga satu pascaserangan bom bunuh diri di Mapolres Surakarta, Jawa Tengah, pada Selasa (5/7) pagi.
"Kantor polisi saja jadi incaran, apalagi tempat lainnya. Makanya, saya tegaskan, Sulawesi Selatan hari ini menjadi siaga satu," katanya.
Anton mengungkapkan, langkah peningkatan kewaspadaan itu dilakukan agar masyarakat Sulsel khususnya umat Islam yang akan menunaikan hari kemenangan Idul Fitri bisa khusyuk beribadah tanpa adanya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat.
"Kami ingin masyarakat itu terjamin keamanannya, maka status penyiagaan ini kita tingkatkan dan semua objek vital menjadi tanggung jawab aparat keamanan," katanya.
Kapolda Sulsel mengatakan, pemetaan titik-titik rawan teroris di Sulsel sudah dilakukan. Makassar menjadi perhatian utama karena merupakan sentra sasaran pergerakan teroris.
"Makassar ini menjadi sentra sasaran teroris karena merupakan kota besar dan jumlah penduduknyabanyak. Makaa, Makassar jadi sentra penyiagaan," jelasnya.
Pusat penyiagaan juga di beberapa tempat yang diindikasikan sebagai tempat keluar-masuk orang-orang atau perbatasan.
Beberapa daerah di Sulsel juga ada yang berbatasan dengan Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah yang sejak lama menjadi daerah teritorial teroris di KTI.
"Di perbatasan seperti perbatasan Poso itu ada tiga kabupaten. Itupun juga kita jaga dengan konsentrasi khusus," jelasnya.