REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Kekosongan gas elpiji ini 3 kilogram sehari menjelang Lebaran 2016 di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara, Selasa (5/7), berdampak terjadi kenaikan harga eceran mencapai Rp 25.000 per tabung.
Harga gas 3 kg itu sebelumnya dijual eceran Rp 18.000, ternyata ditemukan tabung 3 kg di rumah warga yang bukan pengecer resmi. "Saya bukan pengecer tabung gas elpiji. Tabung yang ada hanya persiapan kebutuhan sendiri tetapi tetangga sangat membutuhkan," kata Norman, salah satu warga itu pula.
Ibu rumah tangga di Kota Kendari "menyisir" kios pengecer hingga ke agen resmi untuk mencari LPG 3 kilogram, namun persediaan kosong. "Saya tidak mempersiapkan tabung cadangan karena tidak menyangka stok tabung gas kosong.
Pada Selasa pagi sudah keliling hingga ke agen, tetapi gas elpiji kosong, kata seorang ibu rumah tangga, Desi (38).
Konsumen kebingungan menghadapi kekosongan gas elpiji jelang lebaran karena tidak mempersiapkan cadangan, seperti kompor yang menggunakan bahan bakar minyak tanah. "Minyak tanah juga sulit didapatkan di pasaran. Kalau pun ada harga minyak tanah sudah lebih mahal daripada gas," kata Desi.
Permintaan gas elpiji menyambut perayaan Idul Fitri 1437 Hijriah Rabu 6 Juli 2016 cukup signifikan, sehingga diharapkan ada antisipasi dari pihak terkait.
Seorang konsumen Indri (45) mengaku terpaksa memasak persiapan lebaran esok hari menggunakan kompor berbahan bakar minyak tanah karena gas elpiji kosong. "Minyak tanah lebih mahal daripada gas elpiji tetapi tidak ada pilihan lain. Minyak tanah per liter seharga Rp 10.000," kata Indri pula.
Pada agen gas elpiji PT Nuraeni Kelurahan Bende menyatakan bahwa gas elpiji ukuran 12 kilohram masih tersedia dengan harga Rp 125.000. "Terpaksa harus menggunakan gas elpiji 12 kilogram karena hanya itu yang ada. Bahkan, untuk memasak air menggunakan kayu bakar agar menghemat," katanya pula.