REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Menteri dalam negeri Irak Mohammed Ghabban memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya pada Selasa (5/7). Ghabban mengumumkannya saat konferensi pers di Baghdad dan video tersebut telah ia unggah melalui akun Facebook-nya.
Ia menambahkan, wakilnya akan mengambil alih tanggung jawabnya.
Pengunduran ini terjadi beberapa hari setelah serangan mematikan bom mobil di Baghdad yang menewaskan sedikitnya 175 jiwa, Sabtu (2/7) lalu. Namun, pengunduran diri Ghabban akan resmi terjadi jika Perdana Menteri Irak Haider Al Abadi menyetujui. Hingga saat ini, Abadi belum berkomentar mengenai hal ini.
Sebuah ledakan bom mobil yang terjadi pada Sabtu pekan lalu menewaskan sedikitnya 175 orang di pusat perbelanjaan di Karrada, Baghdad. Ini adalah serangan bom mobil terburuk di negara tersebut sejak pasukan AS menggulingkan presiden Irak Saddam Hussein 13 tahun lalu.
Insiden ini juga membuat kemarahan banyak warga Irak atas lemahnya kinerja aparat keamanan negara tersebut.
Militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas pemboman itu. Serangan itu menunjukkan ISIS tetap mampu melakukan serangan yang menyebabkan banyaknya korban jiwa meskipun kehilangan wilayah yang telah dikuasainya. Yang terbaru adalah Kota Falluja.
Ghabban mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara bulan lalu bahwa pasukan keamanan di luar kendalinya.