REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Raja Arab Saudi Salman mengingatkan negaranya akan menyerang dengan tangan besi terhadap orang-orang yang memangsa kerapuhan generasi muda untuk masuk ke ekstremis agama. Pernyataan itu ia lontarkan sehari setelah pengebom bunuh diri menghantam tiga kota dalam serangan yang tampaknya seperti kampanye yang terkoordinasi.
Dalam sebuah pidato menandai Idul Fitri, Raja Salman mengatakan tantangan besar yang dihadapi Arab Saudi adalah menjaga harapan bagi para pemuda yang menghadapi risiko radikalisasi.
"Kami akan menyerang dengan tangan besi pada mereka yang menarget akal dan pikiran generasi muda kami yang kami cintai," kata Salman (80 tahun), dikutip dari Antara News, Rabu (5/7).
Empat petugas keamanan tewas pada serangan Senin yang menarget Konsulat Amerika Serikat, para muslim syiah dan pusat keamanan di masjid di Kota Suci Madinah. Semua serangan tampak sudah diatur waktunya sehingga bertepatan mendekati Hari Raya Idul Fitri.
Kepala bagian Hak Asasi Manusia PBB menyampaikan pada Selasa, mendeskripsikan bom di luar masjid Nabi Muhamad di Madinah sebagai sebuah serangan terhadap Islam itu sendiri dan banyak umat Muslim yang kaget situs tersuci kedua mereka menjadi sasaran.
Belum ada satu grup pun yang mengaku bertanggung jawab, namun militan ISIS telah melancarkan aksi bom yang mirip di sekutu AS, negara-negara kerajaan suni tahun lalu, menyasar kaum minoritas syiah dan pasukan keamanan Saudi.
Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB Zeid Ra'ad al-Hussein dan anggota keluarga kerajaan Yordania menyampaikan pidatonya melalui juru bicara di Jenewa.
"Ini adalah salah satu dari situs tersuci Islam, serangan seperti itu yang terjadi pada saat Ramadhan bisa dianggap sebagai serangan langsung terhadap Muslim di seluruh dunia. Ini adalah serangan terhadap agama itu sendiri," katanya dilaporkan Reuters.