Rabu 06 Jul 2016 09:36 WIB

Ini Pesan Imam Masjid Agung Solo Pascabom Bunuh Diri

Rep: Andrian Saputa/ Red: Ilham
Polisi mengamankan Tempat Kejadian Perkara (TKP) saat petugas inafis melakukan identifikasi terhadap pelaku bom bunuh diri di Mapolresta solo, Jawa Tengah, Selasa (5/7).
Foto: Antara
Polisi mengamankan Tempat Kejadian Perkara (TKP) saat petugas inafis melakukan identifikasi terhadap pelaku bom bunuh diri di Mapolresta solo, Jawa Tengah, Selasa (5/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO --- Imam besar Masjid Agung Kraton Surakarta, Muhammad Muchtarom berharap tokoh masyarakat melakukan evaluasi pascainsiden bom bunuh diri di Mapolresta Surakarta pada Selasa (6/7), pagi. Ia meminta tokoh tidak bosan meluruskan makna jihad kepada masyarakat, khususnya di Surakarta.

"Kita harus koordinasi setiap elemen masyarakat, tabayun, membangun komitmen bersama dalam rangka perdamaian, kita duduk bersama membicarakan masalah ini, untuk Solo dan Indonesia," kata Muchtarom kepada Republika.co.id usai melaksanakan Shalat Id, Rabu (6/7).

Ia menegaskan, insiden tersebut tak berdampak apapun bagi warga Surakarta, khususnya umat Muslim yang melaksanakan Shalat Id. Aktivitas warga pascainsiden itu berjalan seperti biasanya. Ia mengaku selama ini tokoh masyarakat dan agama tak henti-hentinya berupaya mencegah paham radikal di Surakarta.

"Imege Solo munculnya seperti itu (aksi teror), sebab itu kita terus berikan pemahaman makna jihad yang benar yang sempurna kepada warga," tuturnya.