Rabu 06 Jul 2016 10:47 WIB

MPR Ajak Umat Islam Mengutuk Serangan Bom di Arab Saudi

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Ilham
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Hidayat Nur Wahid mengajak umat Islam mengutuki aksi bom bunuh diri di Arab Saudi pada Senin (4/7) menjelang malam, waktu setempat.

"Mengutukinya. Jangan sampai membenarkan Islam adalah terorisme, radikal," kata dia dalam kutbah shalat Id di Masjid Dian Al Ikhlas, Pasanggrahan, Jakarta Selatan, Rabu (6/7).

Ia menegaskan, aksi pengeboman sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Sehingga, aksi tersebut tidak boleh diklaim sebagai Islam. Ia menuturkan, Islam merupakan agama yang mutlak, umatnya moderat, dan tidak berkaitan dengan teror dan terorisme.

"Tidak boleh dikatakan itu Islam. Labelisasi saja, bentuk teror pada agama Islam," ujar dia.

Hidayat menyebut, Ramadhan merupakan momentum yang penting untuk Muslim. Karena melalui bulan suci itu, Islam menghadirkan makna kemenangan di hati setiap Muslim. Ia mengingatkan, Islam dan umatnya tidak pernah diajarkan merayakan kemenangan dengan arogansi.

"Justru hadirkan sesuatu yang manusiawi," ujar dia.

Hidayat juga mencontohkan, kemenangan bangsa Indonesia merebut kemerdekaan dituangkan dalam UUD 1945 yang berbunyi "Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur..."

"Pendiri republik ini menyepakati, Indonesia merdeka karena rahmat Allah," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement