REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) memaknai Idul Fitri sebagai momentum peningkatan harkat, martabat, dan harga diri manusia setelah sebulan penuh menahan hawa nafsu melalui puasa Ramadhan.
"Setelah sebulan penuh menahan hawa nafsu, saatnya pada hari yang fitri ini dijadikan momen lebih baik," ujarnya ditemui usai mengikuti Shalat Idul Fitri 1 Syawal 1437 Hijriah di Taman Surya Surabaya, Rabu (6/7).
Menurutnya pembelajaran setelah beribadah sebulan penuh merupakan cara untuk memperbaiki kualitas diri sekaligus meningkatkan pola dan tingkah laku lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Tahun ini harus lebih baik dari tahun kemarin dan tahun-tahun sebelumnya," katanya.
Pada shalat id yang berlangsung khidmat tersebut, ribuan warga Surabaya memenuhi Taman Surya meski beberapa jam sebelumnya sempat diguyur hujan.
Turut hadir suami Tri Rismaharini, Djoko Saptoadji beserta anak-anaknya, Fuad Bernardi dan istri, dan Tantri Gunarni, Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana, serta sejumlah kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemkot Surabaya.
Berkesempatan menjadi imam adalah Aziz Muslim, sedangkan penceramah adalah Abuya Miftahul Lutfi Muhammad. Dalam khutbahnya, penceramah menekankan pentingnya peran pemimpin-pemimpin bangsa ini untuk mewujudkan Negara yang adil dan makmur, sekaligus menyejahterakan rakyatnya.
"Sangat besar peran pemimpin-pemimpin untuk membawa kita menjadi lebih sejahtera, tentunya di bawah lindungan dan naungan Allah SWT," kata Abuya.
Selain itu, ia juga mengingatkan pentingnya Pancasila di samping sebagai dasar Negara juga untuk pegangan masyarakat Indonesia karena sangat berkaitan dengan nilai-nilai agama Islam.
"Pancasila dan agama Islam sangat tidak berbeda, bahkan bapak-bapak bangsa mendirikan Pancasila melalui nilai yang terkandung dalam agama Islam," katanya.
Usai shalat id, Wali Kota Surabaya dan keluarga menggelar open house sekaligus silaturahim dengan warga kota di kediaman dinasnya di Jalan Sedap Malam.