REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan pihaknya sudah mengingatkan soal terjadinya teror bom bunuh diri.
Menurutnya dengan kejadian-kejadian sebelumnya, TNI sudah memprediksi kemungkinan akan terjadi peristiwa teror bom seperti yang terjadi di Solo.
"Sudah diingatkan, bahwa dengan kejadian-kejadian tersebut, kemungkinan di Indonesia akan terjadi," ujarnya di Jakarta, Rabu (6/7).
Gatot melanjutkan, hal itulah yang membuat pasukan TNI selalu waspada. Jadi, pasukan TNI selalu lebih siaga, meskipun tidak ada kejadian seperti bom bunuh diri di Mapolrestabes Solo.
Pasukan TNI selalu bersiaga dimanapun berada. Gatot menegaskan, yang paling penting menghadapi terorisme adalah selalu waspada dan merapatkan barisan.
Masyarakat juga dapat membantu dengan memberikan informasi pada kepolisian, TNI, Kepala Desa, Lurah, atau Camat kalau ada tindakan yang dinilai mencurigakan.
"Sehingga kita bersama-sama perangi dan tidak mau dijadikan kancah untuk teroris," tegasnya.
Terkait keterlibatan pasukan TNI dalam pemberantasan terorisme, Gatot mengatakan saat ini hal itu sedang dibahas dalam revisi Undang-Undang Terorisme.
Pasukan TNI akan patuh apapun isi yang jadi hasil perubahan UU Nomor 15 tahun 2003 tersebut. Yang pasti, selama ini, pasukan TNI juga sudah terlibat dalam perbantuan menangani tindak terorisme untuk kepolisian.
"Sejak awal TNI selalu membantu, memberikan informasi apapun yang dibutuhkan, kami siap," katanya.