REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Tito Karnavian mengatakan, Polri sedang menyelidiki apakah pelaku bom bunuh diri di Solo merupakan pelaku tunggal atau jaringan. Dalam pantauan polisi, dia menjelaskan, pelaku merupakan orang terakhir yang belum ditangkap dari jaringannya. Menurut dia, semua teman pelaku sudah ditangkap di Bekasi.
Pelaku berinisial NR itu lolos dari penangkapan polisi dan meninggalkan Bekasi, Desember tahun lalu. Dia sendiri yang berhasil lolos. Jadi, kata Tito, saat ini polisi masih menyelidiki apakah selama rentang 6 bulan, pelaku sendirian merencanakan aksinya alias pelaku tunggal atau ada teman lain yang ikut membantu.
"Memang yang tersisa dia ini (dari jaringannya)," tutur Tito saat menghadiri Open House Panglima TNI di Jakarta, Rabu (6/7). Tito menambahkan, pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Solo sudah diidentifikasi sebagai bagian jaringan Bahrun Naim. (Baca: 8 Hal Seputar Bahrun Naim).
Seluruh jaringan mereka sudah tertangkap, seperti Syarif Hidayatullah, lalu Andika dan lainnya berjumlah 8 orang terduga. Delapan orang tersebut dalam waktu dekat akan menjalani proses persidangan. Jaringan itu ditangkap sebelum melancarkan aksinya untuk melakukan teror saat Natal dan Tahun Baru kemarin.
Tito yang juga menjadi calon tunggal Kapolri ini mengatakan polisi sudah memburu NR, setelah meninggalkan Bekasi. Bahkan dalam perburuan, tim kepolisian sudah bergerak dari Jawa Barat, Jawa Tengah sampai Jawa Timur dan kembali ke Jawa Barat. Namun, pelaku selalu berhasil lolos dengan menghindari pengejaran."Tahu-tahu sudah terjadi peledakan (di Solo)," ujar Tito.
Tito juga membantah NR terkait jaringan terduga teroris yang berhasil ditangkap di Jawa Timur beberapa waktu lalu. Selain itu, jaringan NR dan Syarif Hidayatullah ini juga tidak ada kaitannya dengan bom yang terjadi di Jalan Tamrin, Jakarta.
(Baca: Kapolda: Ada Semacam Skenario Terkait Bom Solo).