Kamis 07 Jul 2016 01:50 WIB

Warga Kampung Luar Batang Masih Harapkan Kompensasi dari Pemprov DKI

 Spanduk penolakkan pengusuran terpasang di kawasan Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara , Selasa (5/3).  (Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Spanduk penolakkan pengusuran terpasang di kawasan Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara , Selasa (5/3). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan warga RW 04 Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara, yang tinggal di tenda-tenda darurat dan rumah-rumah bedeng kampung Akuarium, kawasan Luar Batang, masih mengharapkan kompensasi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta setelah permukiman mereka digusur pada April lalu.

"Kami minta kompensasi, kalau (rumah) tidak bisa dibangun kembali ya kami minta ganti rugi bangunan sesuai NJOP," ujar Ketua RT 12 RW 04 Kelurahan Penjaringan, Rini, saat ditemui Antara di kampung Akuarium, kawasan Luar Batang, Jakarta Utara, Rabu (6/7).

Menurut dia, ratusan warga RT 01, RT 11, dan RT 12 yang masih mendiami tenda dan bangunan darurat itu bertekad tetap bertahan meskipun Pemprov DKI sempat mengemukakan akan kembali menertibkan perkampungan ilegal yang berdiri di atas lahan bekas Pasar Ikan milik PD Pasar Jaya.

Dalam hal ini, warga berharap pemerintah mau memperhatikan hak warga yang telah bertahun-tahun tinggal di kampung Akuarium, termasuk mengganti rugi bangunan dan harta benda mereka yang diluluhlantakkan alat berat.

"Kami kan tadinya punya bangunan, bukannya seperti binatang yang diusir kemudian dilempar kandangnya langsung pergi. Bukan begitu caranya," kata Rini.

Sementara rumah susun (rusun) yang ditawarkan pemerintah kepada warga yakni rusun Marunda, Jakarta Utara, dan rusun Rawa Bebek, Jakarta Timur, dianggap menambah beban ekonomi warga kampung Akuarium yang sebagian besar bekerja sebagai kuli panggul di pelelangan ikan dan Pelabuhan Sunda Kelapa.

"Rumah susun sama aja nyewa kok. Tinggal di rusun juga tidak gratis, setiap bulan harus bayar air, voucher listrik, sewa rumah. Apanya yang gratis?," ujar Rini.

Delapan tenda darurat dan belasan rumah bedeng didirikan warga di atas puing bekas gusuran di kampung Akuarium. Selain itu, warga juga membangun mushola darurat, dapur umum, serta fasilitas MCK dari papan triplek. Perkampungan darurat tersebut dilengkapi dengan listrik dan air, namun dalam jumlah terbatas.

Penggusuran yang terjadi di kampung Akuarium serta Pasar Ikan, Luar Batang, berkaitan dengan rencana Pemprov DKI merevitalisasi kawasan tersebut menjadi pusat wisata bahari serta membereskan "sheet pile" atau dinding turap di kawasan sungainya.

Kawasan Luar Batang merupakan lokasi strategis karena di dalamnya terletak bangunan bersejarah seperti Museum Bahari dan Masjid Keramat Habib Husein Alaydrus.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement