REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Jakarta, membutuhkan tenaga penjaga pantai tersertifikasi untuk mengawasi jalannya kegiatan dan mengantisipasi kecelakaan wisata laut.
"Belum ada sarana untuk mencegah dan menanggulangi kecelakaan di air. Saya melihat Suku Dinas Pariwisata Kepulauan Seribu kurang antusias mendukung hal ini," Ketua Asosiasi Jasa Wisata Kepulauan Seribu Musle, Kamis (7/7).
Menurutnya, belum ada petugas khusus untuk membantu kegiatan-kegiatan air, termasuk seperti permainan dan snorkling. Padahal, sudah ada 30 orang warga Kepulauan Seribu yang memiliki sertifikat penjaga pantai (life guard) dari Dinas Pariwisata DKI. Sampai saat ini, lanjutnya, kegiatan wisata Kepulauan Seribu masih bergantung pada pengawasan kepolisian.
"Mereka adalah pemandu wisata (tour guide) yang mendapatkan pelatihan, tetapi tenaganya belum dimanfaatkan untuk menjadi life guard," tuturnya.
Masyarakat Kepulauan Seribu sebenarnya sudah memiliki ide untuk mempekerjakan life guard. Namun, Musle mengatakan semuanya terhambat di dana, sarana penanganan kecelakaan (P3K) yang tidak memadai dan kemampuan SDM.
Puluhan ribu wisatawan menyambangi Kepulauan Seribu setiap tahunnya dengan beberapa tujuan utama, seperti Pulau Tidung, Pulau Pramuka, Pulau Kelapa, dan Pulau Harapan.
Adapun lima pulau dengan titik kegiatan air, seperti snorkling dan menyelam, tertinggi adalah Pulau Kelapa, Pulau Pramuka, Pulau Harapan, Pulau Tidung, dan Pulau Pari.