REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Di sela-sela kesibukannya di lahan miliknya seluas lima hektar yang terletak di Bait Lahiyah Gaza Utara, Abu Muhammad (55) beserta kelima putranya tengah menekuni dunia Agrobisnis.
Abu Muhammad menceritakan, 10 tahun lalu di perkebunannya terdapat berbagai tanaman seperti buah-buahan dan sayur sayuran salah satunya adalah buah Zaitun. ''Akan tetapi bulldozer militer Israel menggusur hingga ludes, dan akhirnya berubah menjadi lapangan bola,'' ungkap Abu Muhammad getir.
Menurut Abu Muhammad, kini tinggal pohon Apel dan jeruk saja yang peremajaannya dilakukan enam tahun silam. ''Alhamdulillah, pohon Apel dan buah jeruk nipis dan jeruk manis pun sudah berhasil kami panen berapa kali,'' ungkap Abu Muhammad kepada Abdillah Onim, relawan Daarul Quran Gaza.
setiap kali panen, kata Abu Muhammad, hasilnya lumayan banyak. Sayangnya, jika dijual di pasar regional, harganya jatuh dan dari hasil panen Abu Muhammaad mengaku tidak mendapatkan keuntungan yang berarti.
''Hanya pengeluaran banyak walau demikian kami tetap bersyukur, karena dengan adanya hasil perkebunan kami dapat bertahan hidup bersama anak dan istri,'' ungkap Abu Muhammad menjelaskan.
Tahun ini bertepatan dengan bulan Puasa, bertepatan juga panen buah Apel dan tahun ini hasil buahnya lebih banyak. Kendala yang dihadapi, kata Abu Muhammad, adalah kurangnya biaya untuk perawatan buah Apel seperti pupuk dan pengairan.
Tak hanya berhenti di situ, karena saat memasok buah Apel ke pasar harganya murah, tidak dapat kami ekspor ke luar seperti ke Tepi Barat, Mesir, Jordan dan negara lainnya,
''Penyebab utamanya adalah blokade Israel atas Gaza, hidup serba sulit,'' jelas Abu Muhammad seraya menambahkan harga apel kuning di Jalur Gaza jika dirupiahkan senilai dengan Rp 9000/Kg, sedangkan buah Semangka Merah Rp 3,500/Kg.