REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Kapolri Komjen Tito Karnavian mengakui anggota polisi telah sejak lama menjadi incaran pelaku terorisme. Kasus bom bunuh diri di Maporestabes Solo menunjukan jika target kelompok terorisme belum berubah.
"Iya, memang dia mau menarget polisi," ujarnya.
Mantan Kepala Densus 88 Antiteror itu mengungkapkan sejak memerangi teroris, anggota polisi memang menjadi target incaran dari para pelaku teror.
Menurutnya penyebab jaringan terorisme mengincar polisi karena aparat kepolisianlah yang paling depan memerangi mereka. Jadi, Aparat kepolisian dianggap sebagai Kafir Harbi, pihak yang boleh diperangi dan dianggap halal darahnya.
"Karena kepolisian diangap kafir harbi (kafir yang boleh diperangi), kafir yang memerangi mereka," tegasnya.
Jadi, wajar kalau peningkatan tindakan teroris lebih menarget aparat kepolisian. Sebab, siapapun yang memerangi pelaku teror menjadi target prioritas teroris.
"Meskipun sesama muslim," ucapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, aksi bom bunuh diri terjadi di Mapolresta Solo pada Selasa (5/6) lalu. Pelaku yang diketahui bernama Nur Rohman meledakan bom yang dibawanya, dan melukai petugas Provost Polresta Solo Brigadir Bambang.
Hasil penelusuran diketahui jika pelaku masih merupakan jaringan dari pelaku teror bom di Thamrin, Jakarta Pusat, yang terjadi pada Januari silam.