REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pemerintah Inggris meningkatkan kritiknya atas perilaku AS di perang Irak. Menurut Menteri Luar Negeri Philip Hammond kesalahan besar dalam perang itu adalah pengusiran pendukung Partai Ba'ath dalam kesatuan tentara Irak. Pengusiran ini memiliki kaitan langsung terhadap pembentukan ISIS.
Kebijakan keliru tersebut, kata dia, diinisiasi oleh Paul Bremer, seorang diplomat Paman Sam. Keputusan ini membuat bencana karena 400 ribu tentara menjadi pengangguran dan terpaksa turun ke jalan.
"Banyak masalah saat ini kita lihat di Irak karena keputusan keliru memangkas pasukan Irak. Ini merupakan kekeliruan terbesar dari perencanaan pascakonflik," ujarnya.
Pernyataan Hammond disampaikan setelah keluarnya laporan Chilcot di Inggris seputar kebohongan perang Irak. Laporan ini mengkritik langsung keputusan Tony Blair, perdana menteri Inggris saat itu yang menyeret London ke dalam perang tanpa perencanaan jelas.
Pernyataan Hammond bertolak belakang dengan sikap Blair sebelumnya. Blair menegaskan, Kamis (7/7), dunia menjadi lebih baik setelah penggulingan Presiden Irak Saddam Hussein.
Baca juga, Laporan Chilcot Ungkap Blair Paksakan Inggris Terlibat di Perang Irak.
"Saya sangat yakin kita akan berada di posisi sangat buruk jika tidak melakukan langkah tersebut," klaim Blair.