REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Taiwan bersiap menghadapi 'tamu' cuaca, topan Nepartak, Jumat (8/7). Kedatangan badai kategori lima ini diprediksi menyebabkan hujan deras dan banjir.
Dilansir Aljazirah topan cukup sering terjadi di Taiwan. Sejak 1950, ada 18 siklon kategori merusak yang menyapu Taiwan. Topan Super Nepartak akan jadi yang ke-19.
Taitung dan Hualien diprediksi jadi wilayah pertama yang dijumpai Nepartak. Sungai yang panjang meningkatkan potensi terjadinya banjir. Prakiraan cuaca menyebut curah hujan akan melebihi 300 mm.
Perhitungan awal oleh NASA menunjukan awan teratas akan mencapai 17 ribu meter. Artinya kepala badai di sekitar mata topan akan memukul atmosfir. Tingkat hujan di samudera bisa setinggi 190 mm per jam.
Mata Nepartak akan menyebabkan longsor sehingga permukaan Pasifik akan naik sekitar satu hingga dua meter. Ini dikenal sebagai storm surge, peningkatan laut sebagai akibat dari perubahan tekanan atmosfer dan angin terkait dengan badai.
Ini sering kali jadi elemen paling merusak dari topan, hampir mirip dengan tsunami kecil. Dalam kasus Super Topan Nepartak, angin bisa sangat merusak dengan kecepatan hingga 230 km perjam dan tiupan 280 km per jam.
Nepartak adalah badai pertama yang dinamai pada 2016 oleh skala internasional Saffir-Simpson. Anehnya, ini adalah topan kedua yang dinamai Nepartak. Sebelumnya pernah ada Nepartak yang menghantam Filipina pada November 2003. Namun termasuk kategori 1.
Meski sebagian besar El Nino telah berakhir tahun lalu, namun Taiwan masih memungkinkan diterjang fenomena cuaca. Cina juga masih terancam diterjang badai ini dengan hujan deras dan longsor.