REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pemilihan Umum RI Husni Kamil Manik semasa hidupnya tidak pernah mengeluhkan sakit, sehingga kepergiannya untuk selamanya cukup mengagetkan rekan-rekannya di KPU.
Komisioner KPU RI Ida Budhiati di Jakarta, Jumat (8/7), mengatakan terakhir bertemu dengan Husni pada Rabu pekan lalu (30/6) ketika menyerahkan laporan perkembangan perkara kepemiluan di Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).
Pada saat itu, Ida mulai menaruh curiga terhadap kondisi kesehatan pria yang akrab disapa "Pak Ketua" tersebut.
"Dia kan kulitnya bersih ya, jadi antara pucat dan tidak itu sulit membedakan. Hanya saja saat terakhir bertemu itu saya merasa ada yang aneh, kulitnya seperti menguning. Cuma saya tidak berani menegur karena waktu itu dia tampak baik-baik saja," kata Ida di rumah duka di kawasan Pejaten Barat, Jakarta Selatan, Jumat.
Beberapa tahun belakangan, Husni diketahui mengidap diabetes dengan kadar gula darah tertinggi mencapai angka 400. Namun, kondisi gula darah itu tidak terlalu dirasakannya karena tidak ingin membuat khawatir istri, kerabat dan sahabatnya.
Komisioner Hadar Nafis Gumay juga terkejut begitu mendengar kabar Husni meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Selama ini Hadar tidak melihat ada penyakit serius yang dirasakan oleh Ketua KPU, sehingga ketika Husni dirawat di RS Pusat Pertamina, dalam benaknya itu hanya pemeriksaan biasa saja. "Selama ini saya dan teman-teman tidak melihat beliau sakit, hanya memang beberapa kali menjalani terapi pijat kesehatan, seperti biasa saja," jelas Hadar.
Husni Kamil Manik meninggal dunia di RS Pusat Pertamina Jakarta Selatan, Kamis malam (7/7) pukul 21.10 WIB karena sakit.
Dia diketahui menderita diabetes dan mengalami luka yang tak kunjung kering beberapa waktu terakhir.
Akibat kadar gula darah yang cukup tinggi, bahkan mencapai angka 400, luka kecil di kaki Husni semakin parah dan berakibat pada infeksi akut yang menjalar ke fungsi organ tubuhnya.
sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement