Jumat 08 Jul 2016 15:25 WIB

Perusahaan Amerika Berminat Investasi di Bidang Kereta Api

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: M Akbar
Masinis melakukan pengecekan rangkaian Kereta Api (KA) kelas eksekutif sesaat sebelum berangkat menuju Surabaya untuk menjalani uji mekanik sekaligus pengiriman dari Stasiun KA Madiun, Jatim, Jumat (27/5).
Foto: Antara/Siswowidodo
Masinis melakukan pengecekan rangkaian Kereta Api (KA) kelas eksekutif sesaat sebelum berangkat menuju Surabaya untuk menjalani uji mekanik sekaligus pengiriman dari Stasiun KA Madiun, Jatim, Jumat (27/5).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat sinyal investasi dari salah satu perusahaan asal Amerika Serikat di bidang perkeretaapian. Perusahaan rel kereta api asal negeri Paman Sam tersebut telah menyampaikan minatnya untuk mengembangkan fasilitas produksi lokomotif Indonesia dalam jangka 5-10 tahun mendatang.

Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan, pertemuan yang dilakukan oleh perusahaan merupakan sinyal positif terhadap rencana strategis perusahaan terhadap operasionalnya di Indonesia. Pekan lalu mereka menandatangani kerja sama terkait pemeliharaan 150 lokomotif dengan BUMN kereta api di Indonesia.

"Ke depan mereka akan mengembangkan locomotive service center serta fasilitas produksi lokomotif,'' ujar Franky, Jumat (8/7).

 

Kerja sama tersebut sangat positif dalam upaya untuk meningkatkan investasi dari Amerika Serikat. Menurut Franky, masuknya investor ini sejalan dengan upaya pemerintah mengembangkan berbagai sarana transportasi termasuk kereta api. Franky menilai ketersediaan rel kereta api sebagai sarana infrastruktur transportasi akan berdampak positif pada sektor-sektor investasi lainnya.

''Dampaknya sangat signifikan karena ini akan membantu kelancaran arus barang dan penumpang di daerah-daerah yang dilewati oleh jalur kereta api tersebut,'' kata Franky.

 

Amerika Serikat tergolong negara prioritas pemasaran investasi, dari data yang dimiliki oleh BKPM pada 2015. Nilai realisasi investasi AS mencapai 893 juta dolar terdiri dari 261 proyek dengan didominasi oleh sektor-sektor pertambangan. Dari sisi komitmen, tercatat masuknya komitmen 4,8 miliar dolar AS terdiri dari 76 proyek.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement