Jalur Alternatif Gunung Kamojang Suguhkan Nuansa Petualangan

Red: Agung Sasongko

Ahad 10 Jul 2016 11:37 WIB

Jalut altrrnatif/ilustrasi Foto: Republika/Yasin Habibi Jalut altrrnatif/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Mudik lebaran menggunakan jalur alternatif Majalaya - Kamojang - Garut - Tasikmalaya menyuguhkan nuansa petualangan, khususnya di jalur Tanjakan Monteng menuju puncak Gunung Kamojang.

"Luar biasa, tanjakan dan turunannya begitu curam dan bikin ngilu saat mengemudi. Tapi mau apa lagi karena jalur Garut - Nagreg lagi macet," kata David, pemudik asal Soreang Kabupaten Bandung saat ditemui di kawasan Jembatan Monteng Kamojang, Ahad (10/7).

Ia beserta keluarga memilih menggunakan jalur yang baru tahun ini digunakan untuk jalur mudik tersebut guna menghindari kemacetan. Ternyata ia mendapat pengalaman tersendiri dari perjalannya di jalur pegunungan itu.

Ia mengaku sudah mempersiapkan kendarannya untuk melintasi jalur alternatif dari Garut menuju ke Kabupaten Bandung bagian selatan itu. Kendati pihak kepolisian tidak merekomendasikan untuk jalur alternatif mudik, namun jalur itu banyak digunakan arus balik atau milir lebaran.

Posko Polsek Ibun dan Satpol PP Kabupaten Bandung juga didirikan di dekat Jembatan Ibun yang menghubungkan dua bukit di jalur itu. Tempat itu banyak digunakan untuk beristiratah atau mendinginkan mesin kendaraan para pemudik.

"Baik naik maupun turun sama ekstremnya, sepanjang turunan tadi saya menginjak pedal rem sambil tangan kiri memegang rem tangan untuk antisipasi. Tapi alhamdulillah saya bisa melintasinya," kata David.

Sama halnya dengan Dadang Hermanu asal Bekasi. Ia memilih jalur itu karena tidak ingin terjebak macet di kawasan Garut dan Nagreg. Ia berani melintas di jalur itu karena sempat melintas di jalur itu, meski saat itu ia melintas di jalur Monteng lama yang saat ini ditutup untuk pemudik.

"Dulu saya melewati jalur tanjakan Monteng, tapi sekarang tidak digunakan lagi, Jalan Ibun saat ini lebih lebar dan nyaman dilintasi, meski turunannya tetap ekstrem," katanya.

Selain Dadang, sejumlah kendaraan berplat nomor B dan F (Jakarta dan Bogor) juga banyak melintas di jalur itu.

Sementara itu turunan ekstrem itu banyak memakang korban pengendara sepeda motor yang terjatuh akibat slip saat menuruni turunan yang eksrem di sepanjang jalur turunan itu.

"Jalur ini lebih ekstreem dibanding jalur Cijapati. Tanjakan Cijapati tidak ada apa-apanya dibandingkan tanjakan di jalur Kamojang ini," kata Firman, pemudik lainnya.

Sementara itu rambu-rambu di sepanjang jalur Monteng baru sudah dilengkapi terutama peringatan tikungan tajam dan turunan terjal.

Selain itu juga ada peringatan sisi kiri dan kanan jalan yang masih belum rata karena belum ditimbun oleh tanah sehingga pengemudi disarankan tidak boleh mengambil jalur terlalu sisi.

Terpopuler