REPUBLIKA.CO.ID, Pada 11 Juli 1995, tentara Serbia Bosnia telah menguasai daerah aman Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Srebrenica setelah pasukan perdamaian Belanda dipaksa mundur.
Sekitar 1.500 pasukan Serbia menyerbu pasukan Belanda, meskipun aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) melakukan dua serangan udara pada tank Serbia dalam wilayah tersebut. Perdana Menteri Bosnia Haris Silajdzic menyebut respons NATO terlalu sedikit dan terlalu terlambat.
Hingga 30 ribu pengungsi dari kota terutama Muslim dilaporkan melarikan diri ke utara. Amerika Serikat mempertanyakan kemampuan PBB untuk melaksanakan misi kemanusiaan di kawasan itu.
Juru bicara PBB Alexander Ivanko mengatakan Srebrenica telah jatuh ke tentara Bosnia.
"Ribuan pengungsi melarikan diri ke kota yang disebut Potocari di utara wilayah daerah itu. Perusahaan Belanda yang berada di Srebrenica juga telah ditarik ke Potocari," katanya.
Ia menambahkan, sebanyak 30 penjaga perdamaian Belanda telah ditangkap.
Selanjutnya: Inggris Jadi Pelopor Vaksin HIV