Senin 11 Jul 2016 12:22 WIB

Ini Sebab Pengeboman di Indonesia tidak Banyak Dibandingkan Timteng

Rep: Gita Amanda/ Red: Ani Nursalikah
Polisi mengamankan Tempat Kejadian Perkara (TKP) saat petugas inafis melakukan identifikasi terhadap pelaku bom bunuh diri di Mapolresta solo, Jawa Tengah, Selasa (5/7).
Foto: Antara
Polisi mengamankan Tempat Kejadian Perkara (TKP) saat petugas inafis melakukan identifikasi terhadap pelaku bom bunuh diri di Mapolresta solo, Jawa Tengah, Selasa (5/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert O Blake mengatakan Indonesia sangat mirip dengan AS terkait jumlah pengeboman yang menurutnya tidak sebanyak negara lain.

Hal ini karena Indonesia dan AS mempunyai sistem demokrasi yang memberi kesempatan orang untuk mengekspresikan dirinya melalui media sosial atau surat kabar.

"Mereka bebas mengutarakan kepercayaan mereka. Itu penting," katanya kepada wartawan di Kedutaan Besar AS di Jakarta, Senin (11/7).

Faktor kedua, Indonesia punya ekonomi yang berkembang. Ini baik untuk generasi muda karena banyak negara seperti Timur Tengah atau Afrika banyak anak muda yang marah karena tidak memiliki kehidupan ekonomi yang baik. Mereka menurut Blake marah pada pemerintah dan akhirnya melakukan hal tak terpuji.

Blake mengatakan saat ini kerja sama dari semua negara untuk memerangi ISIS sangat perlu ditingkatkan. Salah satunya dengan mencegah aliran militan asing dari dan menuju Suriah dan Irak.

Menurutnya, ISIS selama ini menggunakan internet untuk mempengaruhi orang secara individu. Jadi, kata Blake, merupakan tantangan besar mencegah propaganda ISIS melalui dunia maya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement