REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyelenggaran Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke-26 akan digelar di Mataram, Pulau Lombok, NTB, pada 30 Juli-6 Agustus 2016 mendatang. Anggota Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Prayitno Basuki mengatakan, MTQ yang terpusat di Mataram, tidak hanya dihadiri oleh para kafilah saja, melainkan juga para pendamping dan para pendukung lainnya.
Seiring dengan adanya upaya pengembangan wisata syariah, kegiatan MTQ diakui Basuki selaras dengan program yang tengah dicanangkan NTB. Pada kompetisi kali ini, akan menjadi ajang pembuktian bagi NTB untuk bisa menyelengarakan program MTQ dengan pariwisata.
"Kita sedang mengupayakan pengembangan wisata halal. Kita juga sudah punya perda, tinggal implementasi. Momentum MTQ, akan menjadi pembuka, bagaimana NTB bisa mengintegrasikan kegiatan MTQN dengan pariwisata," kata Basuki, Jumat (8/7).
Basuki mengatakan, hingga saat ini di beberapa penginapan, ruang kamar hotel sudah penuh pada 28 juli hingga 10 Agustus, dari 34 provinsi yang akan mengirimkan kafilah, diperkirakan akan ada 3.000-6.000 kunjungan dari keluarga muslim di Indonesia. Tidak hanya sejumlah hotel dan resort di Mataram, Lombok barat, dan Senggigi yang akan dipakai, namun rumah warga juga akan dipergunakan sebagai tempat singgah.
Selama kompetisi berlangsung, akan ada nuansa islami yang kental di komplek Islamic Centre Mataram, NTB. Berbagai pameran pendukung juga akan terlibat selama MTQN 2016. Selain itu, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) akan memeriahkan sejumlah booth, dengan memamerkan produk-produk lokal NTB.
Basuki mengungkapkan, UMKM turut memiliki peranan yang penting, untuk meramaikan suasana acara MTQN. Beberapa produk yang disajikan beberapa diantaranya sudah dipasarkan di pasar nasional maupun internasional yakni, kerajinan tangan, makanan olahan, konveksi, tenun tradisional dan lainnya.
NTB Siapkan 2 Proyek Infrastruktur Berkonsep Syariah
Di samping itu, peranan beberapa asosiasi dari perhotelan, agen travel, tour guide, dan event orgiizer begitu penting. Sebab, selama kompetisi MTQN berlangsung, banyak dari para peserta, pendamping dan lainnya, yang tidak akan melewati sejumlah paket wisata Lombok. Beberapa dari kontingen sudah berinisiatif, dengan mengirimkan surat untuk dapat diatur perjalanan wisata di NTB.
"Kafilah bisa 50, dengan rombongan bisa 300, lebih banyak officialnya, daripada yang akan bertanding. Memang ada dari beberapa provinsi yang sudah menyurati untuk bisa difasilitasi, dengan biaya dari masing-masing," ujar Basuki.
Adapun wisata halal NTB, dapat melayani para wisatawan muslim dengan sejumlah hotel yang memenuhi standar pelayanan dan makanan halal. Selain itu, biasanya setiap kamar akan ada penunjuk arah solat, dan beberapa hal lain yang memudahkan wisatawan muslim. Adanya MTQN, diharapkan ke depan dapat menggaet lebih banyak wisatawan asing dari Timur Tengah dan Malaysia, yang kini diakui Basuki sudah mulai meningkat peminatnya.